Zaman kolonialisme Belanda dahulu memberikan kenangan yang tidak terlalu menyenangkan bagi masyarakat Indonesia. Tapi, dari sisi positifnya, zaman tersebut menyisakan beberapa peninggalan bangunan bersejarah yang masih berfungsi dengan baik hingga saat ini. Salah satu contohnya adalah mercusuar atau menara suar yang berada di Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Provinsi Banten.
Baca juga : Selamat Tinggal Jalan-jalan di Bandung Naik Becak
Mercusuar ini menjadi saksi sejarah yang penting bagi masyarakat Indonesia dan masih memberikan manfaat sampai sekarang, terutama untuk kapal-kapal laut dan perahu-perahu nelayan yang bersandar di pelabuhan serta pantai yang ada didekatnya. Apa saja sejarah dibalik pembangunannya. Simak ulasan berikut yuk, Teman Traveler!
Mercusuar Tertua Di Indonesia
Pasa sejarah yang tertulis, mercusuar ini termasuk mercusuar tertua di Indonesia karena dibangun pada tahun 1806. Sebenarnya, bangunan yang masih kokoh hingga saat ini merupakan bangunan kedua setelah bangunan pertamanya hancur oleh Tsunami pada tahun 1883. Sayangnya, bangunan awal tersebut hanya menyisakan pondasi dan puing-puingnya saja. Akhirnya, dibangun kembali mercusuar baru dengan jarak 50 meter ke arah daratan dari tempat mercusuar lama.
Dibangun Pada Masa Pemerintahan Daendles
Mercusuar tertua di Indonesia yang berada di Desa Cikoneng, Anyer ini dibangun pada masa pemerintahan Herman Willem Daendels. Beliau, yang mendapat sebutan Gubernur Jenderal Daendels ini, pertama kali menginjakkan kaki ke Indonesia tepatnya di daerah Banten. Mercusuar yang mempunyai 18 lantai ini dibangun kembali pada tahun 1885 sebagai hadiah dari Raja Belanda Z.M Willem III untuk Gubernur Jenderal Daendels itu sendiri.
Menjadi Jalur Pengiriman Surat Anyer – Panarukan
Fungsi dari dibangunnya suatu mercusuar adalah sebagai navigasi kapal laut. Biasanya mercusuar tersebut dibangun di pinggir pantai untuk menandai bahwa daerah tersebut merupakan daratan yang dangkal. Nah, Teman Traveler, selain fungsi dari mercusuar itu sendiri, hal penting dari berdirinya Mercusuar Cikoneng adalah menjadi lokasi titik awal dibangunnya Jalan Anyer-Panarukan.
Jalan yang dimaksudkan untuk jalur pegiriman surat dari Anyer menuju Panarukan ini dimulai pengerjaannya pada tahun 1808-1809 dengan rute Batavia-Anyer (Banten) sebagai tahap pertama. Kemudian, pembuatan tahap keduanya dilakukan pada tahun 1809-1810 dengan rute Anyer (Banten)-Panarukan (Jawa Timur) sejauh 1000 km.
By the way, pembangunan jalan ini dimaksudkan untuk mempercepat tibanya surat-surat yang dikirim antara Anyer hingga Panarukan. Untuk itu, jalan ini disebut Jalan Pos Raya atau dalam Bahasa Belanda disebut sebagai Grote Postweg.
Dibangunnya Monumen Titik Nol Km Anyer – Panarukan
Untuk menandai lokasi titik pembuatan Jalan Anyer-Panarukan yang dibangun oleh Gubernur Jenderal Daendles ini, dibangunlah sebuah Monumen Titik Nol Km Anyer-Panarukan di depan Mercusuar Cikoneng. Bentuk dari monumen yang diresmikan pada tahun 2017 ini berupa sepasang tangan yang sedang menyangga bola dunia. Dibawahnya terdapat peta Jalan Anyer-Panarukan dan sebuah tulisan yang yang menyatakan bahwa “Di sini awal berdirinya Menara Suar Cikoneng yang merupakan petanda titik 0 (Nol) Km Anyer-Panarukan.
Jika ingin mendatangi Mercusuar Cikoneng dan Monumennya, Teman Traveler bisa masuk melalui Pantai Bojong Anyer dengan biaya parkir kendaraan yang cukup terjangkau. Ketika akan masuk ke dalam mercusuarnya pun tidak dipungut biaya, loh. Hanya saja, saat ini, Teman Traveler mungkin tidak diijinkan untuk naik ke lantai paling atas bangunan yang tingginya sekitar 58 meter. Teman Traveler hanya diperbolehkan untuk naik sampai lantai tiganya saja, dan bisa membaca sejarah-sejarah yang berkaitan dengan Mercusuar Cikoneng serta berbagai mercusuar yang ada di Indonesia.
Dengan mengunjungi mercusuar tertua di Indonesia yang ada di Desa Cikoneng ini, Teman Traveler bukan hanya bisa berwisata di pantai sekitarnya, tapi juga dapat mengenal sejarah dibalik pembangunan Mercusuar Cikoneng dan Monument Titik 0 Km Anyer-Panarukan. Yuk masukkan destinasi ini sebagai salah satu tujuan liburan saat pandemi berakhir nanti. Stay safe! Next