Jika berjalan-jalan ke kota Lhokseumawe, sempatkanlah untuk menjajal kekayaan kulinernya. Ada banyak sekali hidangan khas nan unik yang siap menggoyang lidah. Salah satunya adalah Mie Banglades, yang konon sudah sangat terkenal di seantero kota.
Baca juga : 5 Martabak Manis Legendaris Indonesia dengan Kelezatan Tiada Dua
Hampir tidak ada orang di Lhokseumawe yang tak pernah mendengar nama Mie Banglades, karena reputasinya memang sudah terdengar hingga ke mana-mana. Kelezatan mie, martabak, dan roti cane-nya sangat cocok di lidah para warga setempat. Uniknya, nama Banglades sendiri tak ada hubungannya dengan negara dekat India tersebut.
Singkatan nama pemilik
Nama Warung Mie Banglades konon terinspirasi dari singkatan nama sang pemilik, Abdullah Delima Sigli. Usaha kuliner ini disebut-sebut sudah berdiri sejak 1977 dan hingga kini masih dilanjutkan oleh pewarisnya, yang sudah memasuki generasi ketiga.
Selama lebih dari 40 tahun berdiri, warung ini sudah punya begitu banyak penggemar. Rasanya yang begitu khas membuat konsumen selalu tertarik untuk datang lagi dan lagi. Tak heran jika tiap harinya Mie Banglades selalu kebanjiran pengunjung.
Beragam varian mie
Mie Banglades sendiri sebenarnya tak jauh beda dengan mie Aceh pada umumnya. Hanya saja di sini pengunjung bisa memesan dua varian berbeda, rebus dan goreng. Nikmatnya sungguh luar biasa karena menggunakan bumbu dan rempah-rempah hingga belasan jenis.
Rasanya juga kian tajam karena mie direbus menggunakan air kaldu sapi. Soal kualitas dan tingkat kebersihan, warung mie ini tidak main-main. Semua mie yang digunakan dibuat sendiri dan bumbu juga mereka olah secara manual, tanpa membeli dari luar.
Martabak dan roti cane
Selain menjual mie Aceh, Warung Mie Banglades juga menjajakan martabak dan roti cane. Martabak yang dijual di sini konon juga tidak kalah terkenal, karena resepnya berbeda dengan martabak Aceh pada umumnya. Ada sedikit pengaruh India di dalamnya, salah satunya lewat penggunaan kentang bumbu kari yang dihaluskan.
Dari sisi ukuran, martabak Banglades terlihat sedikit lebih tebal dibanding martabak pada umumnya. Cocok sekali jika dinikmati dengan teman acar, bawang merah, atau cabai rawit. Pengunjung biasanya memesan martabak ini untuk dimakan bersama roti cane dan kuah kari kambing.
Sering ramai pada hari Jumat
Warung Mie Banglades biasanya sangat ramai dikunjungi pada Hari Jumat. Sebab selepas melaksanakan ibadah sholat Jumat, banyak warga setempat menyempatkan diri untuk mampir ke warung dan makan hidangan berunsur kambing. Pengunjung pun kerap ramai memadati warung ini.
Jika tertarik untuk berkunjung, tinggal meluncur saja ke Jl Perdagangan. Tidak akan susah menemukannya karena dekat dengan lokasi Terminal Lama Lhokseumawe.
Harganya cukup murah
Harga seporsi Mie Banglades cukup murah. Menurut sebuah laporan pada 2016 silam, satu piringnya hanya dihargai delapan ribu rupiah. Begitu pula dengan martabaknya. Sementara untuk menebus kari kambing dan roti cane, harus merogoh kocek sebesar 25 ribu dan tiga ribu rupiah.
Warung Mie Banglades buka antara pukul 11 siang hingga 10 malam. Jangan lupa datang tepat waktu jika tak ingin kehabisan. Kuliner ini cocok sekali dinikmati oleh para petualang rasa yang ingin mencari Mie Aceh dengan nuansa berbeda. Next