Ada banyak cara untuk memasak nasi goreng. Yang tradisional dan punya rasa serta aroma khas adalah nasi goreng yang dibuat menggunakan anglo atau tungku dari tanah liat. Ya, nasi goreng anglo namanya. Ini adalah salah satu kuliner dari Kediri yang sudah mudah ditemukan di banyak kota lain.
Baca juga : Gembira Loka Zoo, Sapa Satwa di Tengah Hangatnya Jogja
Salah satu nasi goreng anglo yang enak, unik dan wajib dicoba oleh Teman Traveler adalah yang baru-baru ini viral di media sosial. Nama tempatnya adalah Mie & Nasi Goreng Bu Sani Landoeng. Apa yang istimewa disini?
Cara Masak Nasi Goreng yang Digowes
Bu Sani yang merupakan generasi kedua, sebenarnya mengubah cara jualan nasi goreng anglo ini. Kini tak lagi dipikul, tapi hidangan ini dijual di tempat yang menetap. Yang tetap dipertahankan adalah cara memasaknya. Nasi dan mie digoreng dengan menggunakan tungku dari tanah liat yang digowes.
Sekarang Teman Traveler bisa menemukan nasi dan mie goreng anglo Bu Sani di Jalan Mangga no. 26, Bandung. Ya, lokasinya ternyata tidak terlalu jauh dari rumah istri keempat Presiden Soekarno, Hartini.
Sudah Ada Sejak Tahun 1950-an
Tempat makan ini ternyata sudah berusia cukup tua alias legendaris. Dari beberapa sumber disebutkan kalau warung nasi goreng Bu Sandi Landoeng sudah ada sejak tahun 1950-an. Awalnya, ayah dari Ibu Sani berjualan nasi goreng dengan memikul keliling Bandung.
Setiap hari, ayah dari Ibu Sani, Suyud atau Landoeng, berjualan hingga pukul 2 pagi. Banyak kawasan yang dilewatinya, termasuk kompleks para jenderal dan orang penting lain, seperti istri Soekarno. Selain itu, di tahun 1955 saat ada Konferensi Asia Afrika di Bandung, mie goreng Pak Suyud juga jadi salah satu hidangan yang disajikan.
Harganya Murah, Seporsi Bisa untuk Dua Orang
Tak cuma cara masaknya saja yang unik, harga nasi goreng dan mie goreng anglo Bu Sani juga termasuk murah. Untuk satu porsi yang bisa dimakan oleh dua orang ini, kamu cukup membayar sekitar Rp20.000. Nah, jika kamu siswa atau mahasiswa, ada potongan Rp5000 loh. Jadi Rp15.000 saja sudah bisa menyantap nasi goreng anglo.
Potongan harga untuk siswa dan mahasiswa ini ternyata sudah turun temurun dari Pak Suyud. Saat itu, beliau kerap memberikan diskon untuk mahasiswa terutama yang merantau ke Bandung. Sebab beliau mengerti jika mungkin mahasiswa-mahasiswa ini memiliki uang yang tidak terlalu banyak atau belum mendapatkan kiriman dari orang tua. Next