Akhir-akhir ini sedang ramai di bicarakan di sebuah media sosial tentang salah satu situs yang dijadikan nama jalan di Kota Malang. Tidak banyak yang tau bahwa nama “Watu Gong” diambil dari sebuah benda peninggalan masa lalu, tempat peletakan batu ini pun sangat tersembunyi.
Baca juga : Serunya Kampung Wisata Domes, Serasa di Dunia Teletubies
Letaknya yang tersembunyi
Jika Teman Traveler bertanya tentang Watu Gong ke masyarakat di kota Malang, pasti akan menunjuk area belakang kampus Universitas Brawijaya yang menjadi bagian Kelurahan Ketawanggede, juga dikenal sebagai daerah pedat penduduk yang sebagian besar membuka jasa kos untuk mahasiswa. Memang situs Watu Gong ini berada di sana, namun lebih tepatnya di Jalan Kanjuruhan IV, no.30 RT.004 RW.003 Dusun Watu Gong, Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Letaknya yang berada di dalam gang, sedikit sulit menemukannya, jika Teman Traveler ingin kesana dan bingung tempat pastinya, bisa bertanya pada warga sekitar.
Apa Sih Watu Gong Itu?
Secara fisik, berbentuk sebuah pendopo yang menaungi artefak-artefak di dalamnya. Ada 12 batu yang berdiameter sekitar 88 centimeter dan tebalnya 30 centimeter. Bentuknya menyerupai alat musik tradisional ‘Gong’, bulat tebal dan diatasnya terdapat benjolan kecil. Batu-batu itu disusun berjajar mengelilingi pendopo.
Merupakan Alat Musik Makhluk Halus
Karena bentuknya yang menyerupai alat musik Jawa, banyak sekali isu-isu misteri yang dikaitkan. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar dalam buku “Monografi Sejarah Kota Malang” dikatakan bahwa Watu Gong dianggap keramat oleh penduduk masa lalu karena dianggap alat musiknya makhluk halus. Makhluk ini diyakini sebagai penjaga desa tersebut. Dikuatkan dengan acara televisi (Batu TV), dalam programnya yang berjudul “Malang Lingkar Misteri”, di salah satu episodenya menyebutkan jika beberapa warga sering mendengar suara gamelan (gong) yang berasal dari situs Watu Gong tersebut pada malam hari. Namun, anggapan masyarakat tersebut dipatahkan oleh hasil penelitian dari Dr. Williem yang menjelaskan sejarah Watu Gong.
Sejarah Watu Gong
Batu-batu mirip gong ini ditemukan di pekarangan rumah warga. Awalnya ditemukan 13 buah yang kemudian dicuri satu oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Fungsinya sebagai umpak dari bangunan rumah besar, karena di sekitarnya banyak ditemukan bata merah tebal yang bentuknya mirip struktur lantai. Bejana yang ditemukan pun diduga sebuah tempat untuk menampung air. Ada juga lesung dari batu yang digunakan masyarakat kuno untuk menumbuk padi. Hal ini dikuatkan dengan adanya pembangunan rumah besar untuk Brahmana yang tertulis di prasasti Dinoyo tahun 760 Masehi bait ke 7.
Banyaknya bangunan dan situs bersejarah di kota Malang memang sangat menarik untuk terus dikulik. Kebenaran dan mitos warga yang berkembang dalam masyarakat pun akan terus ada. Next