in ,

Mitos Unik di Desa Randegan Sidoarjo, Penduduk Dilarang Berjualan Nasi dan Rujak

Mitos Desa Randegan Sidoarjo

Indonesia memang kaya akan budaya termasuk mitos-mitos yang dipercaya oleh masyarakat secara turun temurun. Mereka percaya bahwa melanggar mitos tersebut akan membawa bala atau bahaya.

Baca juga : Cara Membedakan Samyang yang Halal dan Haram

Salah satu mitos unik terdapat di Desa Randegan, masyarakat di sana memiliki mitos unik yaitu sebuah larangan untuk berjualan nasi atau rujak. Inilah kisah mitos unik Desa Randegan selengkapnya.

Penduduk dilarang berjualan nasi dan rujak

Mitos unik ini terjadi di Desa Randegan, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur. Mitos yang beredar di kalangan masyarakat di desa ini adalah tidak boleh berjualan nasi atau pun rujak ulek. Rujak ulek sendiri merupakan makanan tradisisonal yang dibuat dari berbagai campuran sayuran dan buah serta diberi bumbu kacang dan petis. Mereka meyakini berjualan nasi maupun rujak akan membawa malapetaka.

Foto via Liputan6

Bagi yang ingin berdagang hal lain masih diperbolehkan, asal bukan nasi atau rujak. Bahkan, bila salah seorang warga desa ada yang menerima pesanan nasi tumpeng, mereka harus menggunakan beras dari pemesan tersebut dan tidak diperbolehkan menggunakan beras milik sendiri. Untuk pembayarannya, diniatkan membayar jasa memasak bukan membeli nasi.

Pernah terjadi sesuatu yang tak diinginkan

Foto via Detik

Menurut cerita warga, seseorang pernah nekat berjualan nasi bebek dan ayam goreng, padahal sudah diingatkan oleh para tetangga bahkan aparat desa. Akibatnya tak lama setelah berjualan, ia meninggal dunia. Setelah kejadian tersebut, keluarga maupun saudara tidak ada yang meneruskan jualannya tersebut. Menurut warga, bila ada yang melanggar larangan tersebut maka akan terjadi hal buruk seperti meninggal, kecelakaan, dan tertimpa musibah yang lainnya.

Menghormati kepercayaan setempat

Kepala Desa Randegan Muchammad Syamsoel Halim mengatakan bahwa mitos tersebut sudah ada semenjak dirinya belum lahir. Ia juga mengungkapkan, warga desanya yang merupakan penduduk asli maupun pendatang sangat menghormati adat istiadat di Desa Randegan. Ia juga menjelaskan, banyak warga desanya yang membuka usaha bermacam-macam namun tidak dengan berjualan nasi dan rujak.

Foto via Beritajatim

Bila kita datang dari arah Tulangan atau Mojosari maka kita akan melewati kelurahan yang normalnya banyak ditemukan warung , retoran bahkan cafe di sepanjang jalan. Walaupun Desa Radegan ikut menjadi salah satu pusat industri  dan sentra wisata namun jangan berharap menemukan warung makan disepanjang perjalanannya.

Dimanapun berada, sebaiknya kita menghormati dan mengikuti adat istiadat yang ada di daerah tersebut agar tidak terjadi hal-hal buruk lainnya. Alangkah baiknya sebelum melakukan perjalanan ke Desa Randegan, alangkah baiknya bila kita menyiapkan bekal perjalanan dan cemilan. Next

ramadan
Rumah Edith Macefield Inspirasi Film UP

Rumah Milik Edith Macefield Tetap Berdiri di Tengah Gedung Tinggi, Jadi Inspirasi Film Up

5 Pengalaman Buruk Pramugari Saat Bertugas, Dipukul hingga Layani Penumpang Mabuk