in , ,

Monumen Kapal Selam Surabaya, Warisan Senjata Maritim Terbesar Asia

Belajar Sejarah Hebat AL Indonesia di Museum Kapal Selam Surabaya

Monumen Kapal Selam Surabaya
Monumen Kapal Selam Surabaya (c) Tri Vevandi/Travelingyuk

Menyandang julukan Kota Pahlawan, Surabaya memiliki banyak peninggalan penting dari zaman perang. Sebagian besar merupakan saksi bisu perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan. Salah satunya adalah Monkasel alias Monumen Kapal Selam Surabaya, yang konon merupakan terbesar di Asia.

Baca juga : Sering Jadi Persinggahan Bule Eropa, Ini 5 Pesona Unik Maluku

Monumen Kapal Selam

img_20190810_161453_l7f.jpg
Monumen Kapal Selam (c) Tri Vevandi/Travelingyuk

Monumen Kapal Selam atau lebih dikenal dengan nama Monkasel terletak di pusat Surabaya, tepatnya di Jalan Pemuda no. 39, Embong Kaliasin. Diresmikan pada 20 Juni 1998, bekas unit kapal selam aktif ini berdiri tepat di samping Sungai Kalimas.

Teman Traveler bisa menyambangi ikon wisata kebanggaan Surabaya setiap hari, mulai pukul 08.00 hingga 21.00. Soal tiket masuk, tarifnya cukup murah. Per orang hanya dikenakan tarif Rp15.000 per orang.

img_20190810_161619_F9G.jpg
Ruang torpedo (c) Tri Vevandi/Travelingyuk

Destinasi bertema bahari ini tak hanya banyak dikunjungi wisatawan lokal, namun juga mancanegara. Usut punya usut, tidak banyak negara yang punya monumen memanfaatkan alat perang laut seperti ini. Bahkan tak sedikit sumber yang mengklaim Monkasel sebagai monumen kapal terbesar di Asia lho.

KRI Pasopati 410

img_20190810_161658_z0h.jpg
Tempat istirahat pejabat kapal (c) Tri Vevandi/Travelingyuk

Sebelum menjelma Monkasel, monumen ini dulunya dikenal dengan nama KRI Pasopati 410, salah satu armada kapal selam pertama milik Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Dibuat oleh Uni Soviet pada 1952, kapal ini sempat jadi andalan Angkatan Laut untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Salah satunya dalam misi pembebasan Irian Barat dari Belanda.

img_20190810_161814_dN1.jpg
Ruang istirahat komandan kapal (c) Tri Vevandi/Travelingyuk

Setelah kapal dipensiunkan, muncul usul untuk menyulapnya menjadi monumen kapal selam sebagai media pembelajaran warisan sejarah bangsa. Total kapal memiliki panjang 76.6 meter dan lebar 6,3 meter. Saking besarnya, saat hendak dibawa ke Surabaya badan kapal harus dipotong menjadi 16 bagian sebelum kemudian dirangkai kembali. 

Bagian-Bagian Kapal Selam

img_20190810_162330_idU.jpg
Ruang kemudi kapal (c) Tri Vevandi/Travelingyuk

Kapal selam ini terdiri dari tujuh ruang dengan fungsi masing-masing. Pertama masuk, Teman Traveler akan disambut petugas berpakaian mirip awak kapal. Untuk menjelajah semua ruangan di sini, kalian harus melewati pintu berukuran cukup kecil. Jadi kadang harus sedikit membungkuk saat melewatinya. 

img_20190810_162642_fb7.jpg
Ruang istirahat dan makan ABK (c) Tri Vevandi/Travelingyuk

Pertama melangkah, Teman Traveler akan melihat ruang haluan kapal yang terdiri dari 4 torpedo. Menuju ruangan kedua, kalian bakal menemukan ruang istirahat bagi komandan dan pejabat kapal. Sementara di ruangan ketiga, terdapat banyak fungsi vital seperti pusat pengendalian, informasi tempur, dan eksekusi serangan torpedo.

img_20190810_162744_2Ps.jpg
Ruang kelistrikan (c) Tri Vevandi/Travelingyuk

Selanjutnya ada ruangan ke-4 yang berfungsi sebagai ruang makan, dapur, dan tempat tidur. Lanjut ke ruangan ke-5 dan ke-6 ada ruang mesin dan pusat listrik. Terakhir, ada buritan kapal yang membuat dua torpedo.

Pemutaran Film Dokumenter

img_20190810_163019_Ikb.jpg
Ruang torpedo buritan (c) Tri Vevandi/Travelingyuk

Masih di area Monkasel, Teman Traveler bisa mengunjungi ruang videorama untuk melihat pemutaran film dokumenter tentang KRI Pasopati 410. Pertunjukan biasanya dimulai pukul 09.00 dan terus tayang tiap jam hingga pukul 21.00.

Durasi film sendiri cukup singkat, hanya sekitar 15 menit. Meski demikian, Teman Traveler sudah bisa mendapatkan sedikit gambaran betapa gagahnya KRI Pasopati 410, simbol kejayaan maritim Indonesia.

Bagaimana Teman Traveler, tertarik mengunjungi Monumen Kapal Selam Surabaya? Tak perlu takut membayangkan kondisi di dalam kapal, tidak seram kok. Lagipula juga terdapat AC di masing-masing ruangan, sehingga tak terasa panas dan pengap. Jika kalian sedang wisata di Surabaya, jangan lupa mampir ya! Next

ramadan
Mie Kopyok Pak Dhuwur

Mie Kopyok Pak Dhuwur, Sajian Lawas Semarang yang Melegenda

5 Wisata Danau Air Asin di Bolivia yang Tawarkan Keindahan Air Warna-Warni