Teman Traveler pernah bayangkan bagaimana kondisi Candi Borobudur
ketika pertama kali ditemukan? Ternyata jauh berbeda lho dengan
apa yang ada sekarang. Beberapa bagian tidak lengkap dan banyak puing berserakan. Butuh waktu, tenaga, dan dana tidak sedikit untuk memugarnya. Semua upaya tersebut terekam jelas di Museum Borobudur.
Baca juga : Taman Dwarakerta, Kesegaran di Tengah Panasnya Sidoarjo
Teman Traveler pernah bayangkan bagaimana kondisi Candi Borobudur
ketika pertama kali ditemukan? Ternyata jauh berbeda lho dengan
apa yang ada sekarang. Beberapa bagian tidak lengkap dan banyak puing berserakan. Butuh waktu, tenaga, dan dana tidak sedikit untuk memugarnya. Semua upaya tersebut terekam jelas di Museum Borobudur.
Bangunan Khas Jawa Dikelilingi Puing Candi
Museum yang berada tak jauh dari komplek Candi Borobudur ini awalnya bernama Karmawibhangga, diambil dari salah satu relief di Candi. Namun belum lama sebutannya diganti menjadi Museum Borobudur.
Pertama masuk ke kompleks museum, Teman Traveler akan melihat bangunan khas Jawa dikelilingi puing-puing Borobudur. Beberapa sudutnya bahkan dihiasi perangkat gamelan. Halamannya sendiri cukup luas dan ada beberapa titik yang bisa digunakan beristirahat usai lelah mengelilingi kompleks candi.
Proses Pemugaran Candi
Di dalam museum Teman Traveler bisa melihat dokumentasi proses pemugaran Borobudur. Terdapat deretan foto dan alat-alat yang digunakan saat proses tersebut berlangsung. Ternyata proses restorasi peninggalan kuno tersebut membutuhkan waktu lama, belum lagi diselingi hambatan dana dan tindakan penjarahan.
Candi Rentan Ditumbuhi Jamur
Setiap tempat wisata perlu dirawat agar keindahannya tetap terjaga, begitu pula dengan Candi Borobudur. Teman Traveler tahu apa musuh utama candi? Batuannya ternyata rentan ditumbuhi jamur. Di Museum Borobudur diperlihatkan berbagai jenis jamur yang bisa mengganggu struktur candi. Agar pertumbuhan spora bisa dikendalikan, secara rutin bangunannya akan dibersihkan dan dilindungi semprotan cairan khusus.
Karmawibhangga, Relief Tersembunyi
Sesuai dengan nama awal museum ini, terdapat bagian khusus yang
bercerita tentang relief Karmawibhangga. Releif ini begitu istimewa karena sifatnya tersembunyi, tertutup bebatuan candi lain dan saat ini hanya empat panel di tenggara candi yang bisa dilihat, dari total 160 panel yang ada.
Dari penjelasan di museum, relief ini bercerita tentang dosa-dosa yang bisa dilakukan manusia dan tentang karma. Setiap perbuatan akan mendapat balasan, baik atau buruk, sesuai dengan apa yang sudah dilakukan.
Arca Buddha
Museum ini juga memiliki koleksi arca Buddha berbagai ukuran. Ada
yang kecil, utuh, tanpa kepala, bahkan ada yang ukurannya besar, hasil temuan di daerah Selomerto, Wonosobo. Satu arca dengan yang lain menunjukkan pose berbeda. Ternyata masing-masing punya makna tersendiri Teman Traveler. Kalian bisa mempelajarinya secara lengkap di sini.
Borobudur Kini
Borobudur kini telah berkembang menjadi tempat pelestarian budaya. Berbagai kegiatan dilakukan untuk menarik minat generasi muda agar tertarik melestarikan keberadaan candi dan budaya. Jenis aktivitas yang digelar beragam, mulai dari membatik, membuat kerajinan tanah liat, pertunjukan musik dan tari, dan tentu saja Festival Lampion saat Waisak.
Pojok Membaca
Di penghujung ruangan, tersedia satu meja dengan beberapa kursi dan
rak buku. Teman Traveler bisa duduk sejenak dan membaca buku-buku berisi aneka pengetahuan terkait Borobudur. Judul-judul yang tersedia cukup menarik kok.
Itulah sedikit pengalaman saya menjelajah Museum Borobudur. Bagaimana, ternyata bukan candinya saja yang menarik untuk dikunjungi bukan? Jika Teman Traveler sedang menjelajah wisata Jogja dan sekitarnya, jangan lupa mampir ke sini ya. Next