Bangsa Indonesia tak lepas dari kata perjuangan. Mulai dari perjuangan merebut hingga mempertahankan kemerdekaan. Semuanya tak terlepas dari gigihnya usaha para prajurit dan tentara nasional. Kini, jejak kisah-kisah heroik mereka bisa dilihat di Museum Dharma Wiratama, Jogja.
Baca juga : Karena Sabar, Traveler ini Malah Mendapat Untung Bertubi-tubi
Ruangan Khusus Panglima Soedirman
Perjalanan sejarah Tentara Nasional Indonesia atau TNI tak bisa lepas dari seorang pejuang gagah berani bernama Soedirman. Beliau adalah panglima yang meski dalam kondisi kurang sehat tetap berjuang demi bangsa dan negara. Seorang pemimpin yang patut diteladani.
Museum Dharma Wiratama hingga kini juga terus meneladani dan sama sekali tak melupakan jasa beliau. Alhasil dibuatkanlah sebuah sudut khusus yang menyerupai ruang kerja beliau pada waktu dulu. Sebagai pemanis, ditambahkan gambaran singkat kisah hidup Sang Panglima.
Nah, jika Teman Traveler ingin mengetahui lebih lengkap soal perjalanan Panglima Soedirman, bisa mengunjungi Museum Sasmitaloka Jendral Soedirman di Jalan Bintaran Timur, Jogja.
Bercerita tentang Perjuangan-Perjuangan Bangsa
Museum Dharma Wiratama dulunya merupakan rumah dinas seorang pejabat administrasi Belanda. Sempat jadi markas komunikasi Jepang, sebelum diambil alih Panglima Soedirman dan dijadikan markas penyusunan strategi.
Begitu masuk pintu gerbang wisata sejarah ini, Teman Traveler akan langsung disambut sejumlah koleksi senjata dan tank. Oh ya, tak perlu membayar tiket masuk. Kalian cukup lapor petugas, mengisi buku tamu, dan menitipkan tas atau barang bawaan.
Bagian dalam museum menyuguhkan cerita-cerita perjuangan bangsa, serta kisah peperangan mengusir penjajah. Setelah ruang kerja Panglima Soedirman dan Letjen Oerip Soemohardjo di bagian depan, Teman Traveler akan mendapati ruang utama yang berisi video sambutan dan penjelasan
tentang museum dari para taruna.
Berikutnya ada beberapa ruang kecil yang masing-masing mengusung tema peperangan penting yang pernah dihadapi Indonesia. Mulai dari pertempuran Palagan Semarang melawan Jepang, peristiwa 10 November, Palagan Amabrawa untuk mengusir sekutu, Bandung Lautan Api, pertempuran Medan Area, Palagan Palembang, Palagan Makassar, hingga Puputan Margarana yang menelan korban 96 tentara Ciung Wanara – termasuk I Gusti Ngurah Rai.
Bentuk Gedung Tak Berubah
Meski sempat dipugar beberapa waktu lalu, TNI AD selaku pengelola tetap mempertahankan bentuk rumah secara keseluruhan. Perubahan hanya dilakukan sebatas koleksi dan tema cerita yang diusung.
Di bagian dalam rumah masih terdapat ruang-ruang kecil serta sebuah bunker sisi utara. Bunker yang bisa dimasuki pengunjung ini dulunya merupakan tempat berlindung. Kini diisi bangku dan sejumlah koleksi foto.
Sementara itu, ruangan-ruangan kecil di dalam rumah disulap menjadi kantor, tempat diorama, dan ruang koleksi. Ke depannya, bagian belakang rumah akan diubah menjadi lebih modern seperti area depan. Selain itu bakal ada beberapa hologram dan audio visual.
Secara umum, meski dari luar terlihat kuno, bagian dalam Museum Dharma Wiratama ternyata sangat modern. Aneka koleksi diorama, patung, dan presentasi audio visual sanggup menceritakan berbagai peristiwa sejarah penting dengan menarik.
Itulah sedikit pengalaman saya mengunjungi Museum Dharma Wiratama di Jogja. Bagaimana Teman Traveler? Ada yang tertarik menghabiskan waktu liburan sambil belajar kisah heroik masa lampau di wisata Jogja ini? Next