Kalau liburan di ibukota Jakarta itu pasti inginnya mencari yang ramai-ramai sekaligus bersenang-senang. Bagi traveler yang berasal dari pelosok negeri tentu hal ini wajar mengingat keramaian dan segala hingar bingar kota metropolitan tidak mungkin dijumpai di daerah asalnya. Namun sara Travelingyuk, kalau sedang berada di Jakarta jangan cuma bersenang-senang saja. Kota ini menyimpan banyak sejarah terkait negeri ini yang wajib kamu ketahui.
Baca juga : Waspadalah Saat Melintas Jembatan Angker Pulau Jawa Ini
Sejak zaman Belanda, Jakarta yang dulunya bernama Batavia ini memang sudah terkenal sebagai pusat pemerintahan. Di kota ini pula Presiden Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sudah barang tentu kalau di sana banyak benda-benda bersejarah yang tersimpan rapi dan tersebar di beberapa museum. Cobalah untuk menyusuri kawasan Kota Tua Jakarta, banyak hal yang bisa kamu pelajari disana serta ada 5 museum yang wajib kamu singgahi, berikut daftarnya.
1. Museum Fatahillah, Sejarah Ibukota Jakarta Bisa Dipelajari di Sana
Nama Museum Fatahillah pasti sudah tidak asing lagi di telinga traveler dan sering dibahas dalam buku sejarah di sekolah-sekolah. Namun sudah pernahkah kalian berkunjung ke sana? Jangankan traveler yang tinggal jauh dari ibukota, warga Jakarta sendiri saja belum tentu sudah pernah masuk ke dalamnya. Padahal museum yang memiliki nama asli Museum Sejarah Jakarta ini menyimpan benda-benda bersejarah terkait kota Jakarta dan Indonesia.
Ingat kata pepatah yang mengatakan “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.” Lantas bagaimana dengan paradigma anak muda zaman sekarang yang lebih suka ke tempat hiburan ketimbang belajar sejarah? Untuk itu jika ingin Indonesia menjadi bangsa yang besar, sebelum kamu berkunjung ke taman rekreasi dan tempat-tempat hiburan, berkunjunglah dulu ke museum-museum.
Cerita singkat, museum Fatahillah merupakan bangunan peninggalan Belanda yang di tahun 1707 digunakan sebagai Balai Kota. Lokasinya berada tepat di kawasan Kota Tua dan menempati lahan seluas 1.300 meter persegi. Di dalamnya tersimpan berbagai koleksi benda yang terkait sejarah kota Jakarta. Beberapa ruang yang ada di museum ini antara lain Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Fatahillah, Ruang Jayakarta, Ruang MH Thamrin dan Ruang Sultan Agung.
Yang menarik dari museum ini adalah adanya meriam Si Jagur buatan Portugis seberat 3 ton yang dipercaya dapat meningkatkan kesuburan. Koleksi benda lain yang dijumpai di sana adalah kapak untuk memenggal kepala tahanan serta penjara bawah tanah yang konon pernah digunakan untuk menahan Pangeran Diponegoro. Museum ini tak juga tidak lepas dari cerita mistis yang beredar dimana bekas penjara bawah tanah adalah tempat yang paling angker di museum ini.
2. Melihat Aneka Jenis Wayang Dari Zaman Bahuela di Museum Wayang
Berkunjung ke Museum Wayang akan menambah wawasanmu mengenai kesenian asli Indonesia ini. Letaknya berada tidak jauh dari Museum Fatahillah sehingga untuk menuju ke sana cukup dengan berjalan kaki atau menyewa sepeda gowes. Koleksinya tentu saja aneka jenis wayang dari dalam dan luar negeri. Beberapa yang dapat traveler jumpai adalah jenis wayang dari Malaysia, Suriname, Kelantan, Prancis, Kamboja, India, Pakistan, Vietnam, Inggis, Amerika dan Thailand.
Kamu bakal puas melihat koleksi wayang di museum ini, sebab tidak kurang dari 4 ribu jenis wayang bisa dijumpai disana. Wayang yang dikoleksipun bukan sekedar wayang kulit saja namun ada juga wayang golek, wayang seng, kaca, aneka topeng, lukisan dan boneka-boneka. Semua koleksi ini diperoleh dari hasil hibah, pembelian, sumbangan dan ada pula titipan dari para seniman.
Masih ingat dengan acara Si Unyil yang tenar di televisi nasional tahun 80-an? Nah boneka Unyil dan kawan-kawannya juga tersimpan rapi di museum ini. Beberapa koleksi yang paling langka disana adalah Wayang Intan, Wayang Suket, Wayang Beber dan Wayang Revolusi yang semuanya asli dari dalam negeri.
Pemanfaatan gedung yang dibangun oleh Belanda tahun 1912 sebagai museum telah diawali pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Belanda yaitu Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Kala itu namanya Museum Batavia sebelum akhirnya dirubah namanya oleh Gubernur Jakarta Ali Sadikin di tahun 1975.
3. Museum Seni Rupa dan Keramik, Koleksinya Keramik dari Kerajaan Majapahit
Terletak di seberang Museum Fatahillah tepatnya di Jalan Pos Kota No 2, Kotamadya Jakarta Barat berdiri bangunan jadul lainnya yang berfungsi sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik. Di museum ini traveler bisa menemukan koleksi keramik dari zaman Majapahit di abad ke-14, serta aneka keramik dari berbagai daerah di Indonesia serta mancanegara.
Gedung tua ini sempat berganti-ganti fungsi setelah sebelumnya digunakan sebagai Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia, kemudian dijadikan asrama militer TNI. Barulah tahun 1990 digunakan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik. Karya seni dari para seniman di tahun 1800-an juga bisa dijumpai disana lho.
4. Ingin Tahu Sejarah Perbankan di Indonesia? Kunjungi Museum Bank Indonesia
Museum Bank Indonesia terletak di jalan Pintu Besar Utara No.3, Jakarta Barat. Agak jauh dari museum Fatahillah namun tidak capek jika disambangi dengan berjalan kaki. Peresmian museum ini dilakukan dalam dua tahap, di tahun 2006 dilakukan soft opening oleh Gubernur BI, dan barulah tiga tahun berselang dilakukan grand opening oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Pada zaman Belanda, bangunan ini berfungsi sebagai rumah sakit yang kemudian dialih fungsikan sebagai sebuah bank yang kala itu bernama De Javashe Bank (DJB). Barulah tahun 1953 bank tersebut dinasionalisasi menjadi bank sentral Indonesia atau Bank Indonesia. Di museum ini pengunjung dapat belajar banyak tentang sejarah perjalanan dan peran bank Indonesia sejak sebelum datangnya bangsa barat ke negeri ini.
Museum Bank Indonesia ini paling unik dibanding bank-bank lain di kawasan Kota Tua. Mereka mendesain museum lebih interaktif dengan memasang display elektronik, perangkat multimedia, TV Plasma hingga peralatan modern lainnya. Alhasil, pengunjung yang datang pun merasa terhibur dan tidak bosan meski mengunjungi museum yang isinya tidak jauh-jauh dari sejarah dan benda-benda kuno.
5. Museum Bank Mandiri, Belajar Sejarah Bagaimana Bank Mandiri Berdiri
Museum Bank Mandiri berdiri tahun 1998 dan menempati gedung yang sebelumnya merupakan perusahaan dagang miliki Belanda bernama Nederlandsche Handel-Maatschappij. Setelah Indonesia merdeka, perusahaan asing ini juga dinasionalisasi dan diganti menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) urusan ekspor impor dan setelah itu berganti nama lagi menjadi Bank Ekspor Import tahun 1968.
Di dalam museum ini pengunjung dapat mengetahui bagaimana Bank Mandiri terbentuk. Secara singkat bank yang menjadi salah satu terbesar di Indonesia ini merupakan hasil merger antara Bank Eksim, Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, dan Bapindo. Tidak hanya itu berbagai perlengkapan operasional bank tempo dulu juga menjadi koleksi api di dalam museum ini termasuk mata uang kuno.
Ternyata koleksi museum itu keren-keren ya. Terang saja yang disimpan adalah benda-benda langka yang tidak akan ditemukan di pasaran. So, mulai sekarang mari rajin-rajin berkunjung ke museum, selain tahu benda-benda langka, wawasan kita juga akan semakin kaya. Next