Menyandang julukan Kota Pahlawan, Surabaya memiliki banyak bangunan yang jadi saksi bisu perjuangan bangsa, maupun lahirnya tokoh nasional. Salah satunya adalah Museum HOS Tjokroaminoto yang dulunya merupakan kediaman sang pahlawan semasa hidup.
Baca juga : Island Hopping di Belitung, Berburu Keindahan Alam Seperti Laskar Pelangi
Saya sempat mengunjungi Museum HOS Tjokroaminoto beberapa waktu lalu. Di wisata sejarah ini, belajar banyak soal kehidupan pribadi tokoh besar pendiri Syarekat Islam tersebut. Seperti apa? Yuk, simak cerita saya selengkapnya Teman Traveler.
Berada di Kawasan Peneleh

Rumah HOS Tjokroaminoto terletak di Jalan Peneleh VII no. 29, Surabaya. Tidak jauh dari gapura gang, Teman Traveler akan langsung menemukan rumah dengan pagar hijau di sisi kanan jalan. Siapapun bebas berkunjung ke sini. Area dalamnya terbuka untuk umum antara Selasa hingga Minggu, mulai pukul 09.00 hingga 16.00.
Oh ya, khusus Sabtu dan Minggu museum ini bakal tutup lebih awal. Teman Traveler sebaiknya berkunjung sebelum pukul 15.00. Jadi jangan sampai salah merencanakan perjalanannya, ya.

Rumah HOS Tjokroaminoto terbilang sederhana. Dindingnya dicat warna putih, berpadu dengan lantai ubin kuning yang terlihat kusam. Menjelajah lebih dalam, Teman Traveler akan menemukan ruang tamu dengan kursi kayu dan meja marmer di sisi kanan.
Semua perabotan di sini juga tampak begitu sederhana. Sebagian merupakan asli peninggalan dari Sang Pahlawan semasa hidup, lainnya didatangkan dari tempat lain. Dicari yang bentuknya semirip mungkin dengan aslinya.
Tempat Lahirnya Tokoh Bangsa

Seperti Teman Traveler ketahui, HOS Tjokroaminoto adalah salah satu tokoh nasional Indonesia yang juga sekaligus pendiri organisasi politik Sarekat Islam. Dulunya rumah ini sering digunakan sebagai tempat rapat para tokoh nasionalis. Mereka habiskan waktu berjam-jam untuk berdialog soal ideologi bangsa. Perbincangan panjang tersebut diharapkan bisa hasilkan kesamaan berpikir dalam cara menggapai kemerdekaan bangsa.

Hampir tiap dinding rumah ini dihiasi foto dan tulisan yang menceritakan sejarah perjalanan hidup dan perjuangan HOS Cokroaminoto, serta perkembangan Serikat Islam. Semuanya dijabarkan dengan rapi berdasarkan tahun kejadian. Dari sini saya jadi bisa membayangkan bagaimana situasi rumah ini pada zaman dulu.
Kamar Kos Ir. Soekarno

Rumah pribadi HOS Cokroaminoto ternyata juga pernah jadi rumah kos para pemuda yang kelak jadi tokoh penting di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Ir. Soekarno, Alimin, Musso, Soeherman Katrowisastro, Samoen dan masih banyak lagi.
Tak sekadar menumpang istirahat, di sini para pemuda tersebut sering mendapatkan kuliah politik langsung dari HOS Tjokroaminoto. Konon di sinilah Ir. Soekarno belajar banyak soal ideologi bangsa dan cara berpolitik. Sebab ia disebut-sebut sering ikut mendengarkan dialog para tokoh yang diadakan di rumah ini.

Masuk bagian belakang rumah, di salah satu sudut ruangan terdapat tangga besi yang mengarah ke loteng. Menurut penjaga rumah, di sinilah bekas kamar Ir. Soekarno berada. Saya pun jadi penasaran dan tertarik untuk melihat.
Begitu masuk, di dalam ternyata hanya ada hamparan tikar dan beberapa meja kayu serta cermin dinding. Konon, di sinilah Ir. Soekarno sering berlatih pidato sembari menirukan sang guru, HOS Tjokroaminoto.
Resmi Menjadi Museum Sejarah

Rumah ini telah dihibahkan pada Pemerintah Kota Surabaya sang ahli waris. Sejak 2009, statusnya lantas berubah menjadi cagar budaya. Selama masa Walikota Risma, tempat ini perlahan diubah menjadi museum hingga akhirnya pada 2017 resmi dibuka dan diberi nama Museum HOS Tjokroaminoto.

Sejarah bisa jadi subjek menarik untuk dipelajari, apalagi jika Teman Traveler bisa berkunjung langsung ke tempat yang jadi saksi bisu tempat kejadiannya. Sempatkan mampir jika sedang keliling wisata Surabaya, ya.
Bagaimana Teman Traveler, tertarik untuk jalan-jalan sekaligus belajar di Museum HOS Tjokroaminoto? Next
