Museum Kata Andrea Hirata terletak di Jalan Raya Laskar Pelangi No.7, Gantong, Belitung Timur. Saat datang ke museum ini, kalian bakal diajak menjelajahi perjalanan novel Laskar Pelangi. Mulai dari cuplikan halaman per halaman hingga diangkatnya novel laris tersebut menjadi sebuah film. Siapa coba yang gak tahu film Laskar Pelangi? Film yang sangat booming di masanya ini menceritakan perjuangan anak-anak Belitung untuk mengenyam pendidikan.
Baca juga : Eksotisnya Istana Klungkung, Saksi Bisu Perang Puputan di Bali
Berawal dari kesuksesannya dalam karya sastra dan film Laskar Pelangi, Andrea Hirata pun akhirnya membuat “Museum Kata” ini di kampung halamannya sendiri pada tahun 2010. Tempat ini berisikan berbagai literatur dengan berbagai macam jenis. Mulai dari literatur anak, film, seni, musik dan masih banyak lagi. Di dalam kawasannya, terdapat banyak kata-kata mutiara yang bertebaran di tembok-tembok museum. Tulisan-tulisan ini dianggap bisa membuat pikiran penuh dengan imajinasi dan inspirasi. Selain itu, museum ini dipenuhi cat warna-warni yang menjadikannya unik dan menarik.
Saat saya mengunjungi Museum Kata ini, saya dikenakan biaya sebesar Rp 50.000 dengan tambahan sebuah novel karya Andrea Hirata. Teman saya, yang juga ikut berkunjung, mendapatkan CD berisikan lagu OST dari film Laskar Pelangi. Menyenangkan sekali! Saya merupakan pecinta buku, dan mendapatkan novel tersebut sebagai oleh-oleh membuat kesenangan saya berlipat ganda!
Kalau masuk lebih ke dalam lagi, akan ada sebuah ruangan yang terlihat sangat nyaman, lengkap dengan meja beserta buku-buku yang dibiarkan berserakan di atasnya. Di sini juga dipajang foto-foto adegan film Laskar Pelangi. Berbagai macam cover film yang diterbitkan di berbagai negara tetangga juga menghiasi dinding ruang ini. Pokoknya, pengunjung akan dibuat tenggelam dalam suasana di dalam adegan-adegan film Laskar Pelangi. Kalau belom nonton, mendingan nonton dulu gih baru mengunjungi si Museum Kata ini. Biar gak plonga plongo pas kesini.
Memang setiap ruangan di sini menggambarkan setiap tokoh yang ada di film itu. Ada ruangan pertama yaitu Ruang Ikal. Di sebelah Ruang Ikal, terdapat Ruang Lintang yang berisikan foto-foto Lintang. Salah satu dari foto tersebut menggambarkan Lintang dengan sepeda kesayangannya dan saat ia sedang berboncengan dengan Ikal.
Selain itu, terdapat satu ruang lain yang letaknya agak terpisah dengan Ruang Lintang dan Ruang Ikal. Ruang tersebut adalah Ruang Mahar. Karena Mahar dikenal sebagai sosok nyentrik yang menyukai berbagai bentuk kesenian, maka di ruangan ini terdapat foto-foto seniman yang menjadi inspirasi Mahar, salah satunya adalah Rhoma Irama.
Setelah ruang Mahar terlewati, maka ruangan selanjutnya adalah Ruang Dapur. Di ruangan ini, pengunjung akan melihat sebuah dapur yang diubah menjadi warung kopi. Warkop Kopi Kuli, begitulah tulisan papan yang menempel pada dindingnya. Di sini, pengunjung dapat memesan kopi sebagai teman bersantai atau berbincang-bincang menikmati suasana museum.
Selain menikmati sejarah literatur dan berkhayal dalam memori film, sebagian wisatawan yang merupakan generasi millennials tidak mau ketinggalan untuk berfoto-foto yang instagenic bukan? Jangan salah, setiap sudut di Museum ini bisa dijadikan spot foto! Cukup bergaya semaksimal mungkin dan berfotolah sebanyak-banyaknya.
Beberapa temanku yang mungkin tidak senang berfoto, biasanya membiarkan dirinya hanyut dalam tulisan-tulisan yang tertempel di setiap dinding, entah berita atau informasi karya sastra dunia. Bisa juga sekedar duduk bersantai sambil menikmati suasana.
Jangan lupa, tembok-temboknya pun banyak yang menggemaskan untuk diajak foto! Dan perlu kalian ketahui bahwa Museum Kata Andrea Hirata menjadi museum sastra pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Berkunjung ke museum ini bisa menambah pengetahuan dan mengenal bagaimana karya sastra menjadi bagian penting bagi kehidupan kita. Dari museum ini juga, kita bisa mendapatkan inspirasi untuk lebih mencintai karya sastra, baik yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Yuk, budayakan literasi! Next