Ketika memasuki halaman depan Museum Negeri Banten, Teman Traveler sudah bisa melihat bangunan museum yang bergaya khas kolonial Belanda. Apalagi ketika masuk ke dalam ruangan museum, dekorasinya terlihat mewah dengan beberapa peralatan dengan teknologi digital yang canggih.
Baca juga : Intip Gaya Liburan Aurora Ribero, Si Cantik Lawan Main Aliando di Film Asal Kau Bahagia
Lokasinya yang cukup strategis yaitu berada di pusat kota, menjadikan museum ini mudah untuk dijangkau oleh Teman Traveler yang mau menggali sejarah. Apa saja yang dapat ditelusuri di museum kebanggaan Orang Banten atau masyarakat Banten ini? Yuk, simak ulasan berikut ini.
Dulu sebagai Kantor Gubernur
Bangunan Museum Negeri Banten ini dibangun sekitar tahun 1814, yaitu pada masa kolonialisme Belanda saat Residensi pertama J de Bruijn. Tidak salah jika bangunan ini memang terlihat seperti bangunan zaman Belanda lengkap dengan atap dan pilar-pilar bangunan yang sangat tinggi.
Sebelum difungsikan sebagai museum, bangunan ini terlebih dulu digunakan sebagai Kantor Gubernur Banten, atau biasa disebut Pendopo Gubernur Banten. Pemindahan lokasi museum yang dulunya berada di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten ini dilakukan pada 5 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 29 Oktober 2015.
Benda-benda Museum Andalan
Sebenarnya semua benda-benda di museum ini sangat bersejarah dan menarik perhatian, tapi hal yang sangat manarik perhatian adalah sebuah kerangka badak bercula satu. Pada habitat aslinya, yaitu di Taman Nasional Ujung Kulon, binatang badak bercula satu ini sudah sangat sulit ditemukan sehingga termasuk sebagai binatang yang langka dan kini menjadi salah satu binatang yang sangat dilindungi.
Selain kerangka badak bercula satu, ada juga benda bersejarah miniatur Prasasti Munjul. Prasasti yang diletakkan di teras depan museum ini ditemukan pada tahun 1947 dan menjadi bukti tertua bahwa wilayah Banten merupakan bagian dari Kerajaan Taruma yang berkedudukan di Bogor pada abad ke-6 masehi.
Peralatan Museum dengan Touch Screen
Ketika memasuki ruangan depan museum, Teman Traveler sudah bisa melihat beberapa peralatan museum dengan teknologi digital. Hal yang paling mencolok adalah spot foto dengan background tempat-tempat wisata di Banten yang bisa Temn Traveler pilih sesuai dengan yang diinginkan. Hebatnya lagi, foto tersebut sudah bisa langsung dicetak dan dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.
Di bagian tengah ruangan juga ada sebuah kotak abu-abu besar yang ternyata sebuah peta digital yang berisikan penyebaran wisata budaya dan sejarah Banten, lengkap dengan berbagai informasinya. Tampilan layar touch screen loh, sehingga Teman Traveler bisa memilih berbagai daerah di Banten yang ingin Teman Traveler baca sejarahnya terlebih dahulu.
Peralatan Audio Visual di Museum
Ini nih alat yang sangat digemari oleh pengunjung museum, yaitu VR atau Virtual Reality. Dengan menggunakan alat audio visual yang berada di salah satu sudut museum ini, Teman Traveler bisa memilih beberapa tempat wisata yang ingin dilihat.
Contohnya, salah satu tempat wisata yang bisa Teman Traveler pilih adalah Masjid Agung Banten. Dengan tampilan gambar 360 derajat, Teman Traveler bisa melihat bagian-bagian masjid dengan nama dan fungsi yang otomatis ditampilkan dan dijelaskan oleh alat tersebut. Hebat bukan?
Kemudian, memasuki ruangan sebelah barat, ada informasi tentang Banten masa kini. Layar audio visual yang transparan ini menampilkan perwakilan Kang Nong Provinsi Banten yang menjelaskan tentang visi dan misi provinsi yang sudah berdiri semenjak tanggal 4 oktober 2000. Ruangan ini juga dikelilingi oleh foto-foto masyarakat Banten dari berbagai kalangan dan profesi yang memberikan kesan dan rasa bangganya menjadi Orang Banten.
Ruang Serbaguna
Memasuki bagian dalam museum, Teman Traveler akan melihat perpaduan ruangan benda-benda old fashion lengkap dengan dekorasi ruangan yang kekinian. Pada ruangan ini, Teman Traveler melihat benda-benda zaman dulu yang biasa dipakai oleh masyarakat Banten pada umumnya, seperti setrika arang, lampu teplok, peralatan makan tradisional, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Ruangan ini juga dilengkapi dengan kursi-kursi dan lampu-lampu ruangan bergaya modern. Selain untuk menampilkan benda-benda museum, ruangan ini biasa dipakai untuk kunjungan tamu dan acara-acara yang berhubungan dengan museum. Bulan lalu saja, di ruangan ini digunakan pada sebuah acara yang diperuntukkan bagi pelajar dan mahasiswa dalam memperkenalkan senjata karuhun atau senjata yang telah digunakan oleh leluhur Orang Banten, seperti golok Ciomas dan keris.
Dekat Dengan Alun-alun kota Serang
Tepatnya, Museum Negeri Banten berada di Jl. Brigjen K.H. Sam’un No.5 Kota Serang. Berangkat dari Terminal Pakupatan, Teman Traveler bisa menggunakan transportasi umum berupa angkutan kota cukup dengan membayar Rp4.000 dengan jarak kurang lebih 6 km. Cara lainnya, saat keluar dari Gerbang Tol Serang Timur, Teman Traveler hanya tinggal mengikuti arah jalan saja menuju Alun-Alun Kota Serang, tepatnya berada di sebelah barat alun-alun.
Teman Traveler, itulah benda-benda khas Banten yang ada di Museum Negeri Banten. Destinasi ini juga dilengkapi dengan peralatan teknologi digital yang canggih sehingga wisatawan dapat menggali ilmu lebih dalam di museum ini. Menarik bukan fasilitas yang disediakan? Jadi kapan ke Museum Negeri Banten? Next