Museum adalah lokasi tepat bagi para sobat traveler yang ingin berjalan-jalan sembari menambah pengetahuan berharga. Entah itu soal sejarah kemerdekaan maupun hal lainnya. Di Semarang, ada sebuah museum unik bernama Museum Perkembangan Islam.
Baca juga : Monumen Jalasveva Jayamahe, Simbol Kejayaan Laut Indonesia
Tak seperti bangunan sejenis lainnya, museum ini terletak di sebuah menara setinggi 99 meter. Di dalamnya pengunjung bisa mendapat banyak informasi penting soal penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Penasaran? Berikut Travelingyuk berikan penjelasan lengkapnya.
Berusia Satu Dasawarsa Lewat
Museum Perkembangan Islam merupakan bagian dari kompleks Masjid Agung Semarang. Masjid diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 November 2006. Sementara sosok yang bertanggung jawab meresmikan museum setahun berselang adalah Gubernur Jawa Tengah, Mardiyanto.
Dari tahun ke tahun, pengunjung museum terus meningkat. Hal ini seiring keputusan pemerintah untuk membuka Masjid Agung sebagai tempat wisata. Akibatnya, pengetahuan masyarakat akan penyebaran agama Islam pun kian bertambah.
Bersemayan di Dalam Menara
Kompleks Masjid Agung memiliki sebuah menara indah yang menjulang setinggi 99 meter. Dinamakan Asmaul Husna, menara tersebut sekaligus menjadi tempat bersemayamnya Museum Perkembangan Islam. Untuk bisa masuk ke dalam, pengunjung harus membayar tiket sebesar tujuh ribu rupiah.
Sebelum melihat-lihat di museum, ada baiknya langsung bergerak menuju puncak menara. Dari sana, sobat traveler bisa berjalan-jalan sejenak sembari melihat pemandangan Semarang dari ketinggian. Setelah puas mengagumi panorama yang ada, tinggal turun ke lantai dua atau tiga untuk mulai menjelajah museum.
Koleksi Lengkap dan Menarik
Koleksi di Museum Perkembangan Islam bisa dibilang cukup lengkap. Dari awal masuk, pengunjung sudah disambut replika gerbang Keraton Surakarta yang menarik. Di awal-awal, sobat traveler bisa melihat sejumlah koleksi senjata bersejarah, seperti keris buatan Semarang dan pedang besar yang digunakan melawan penjajah.
Ada juga deretan busana santri kala era perang kemerdekaan. Dari sisi literatur, Museum Perkembangan Islam memiliki sejumlah koleksi Al Quran kuno dan surat-surat penting. Salah satunya ditulis tangan oleh KH Ahmad Rifai dengan huruf Arab ketika ditahan penjajah di Ambon.
Memorabilia Unik
Daya tarik lain Museum Perkembangan Islam adalah koleksi memorabilia unik dengan kisah menarik menyelimutinya. Sebut saja bongkahan kayu tua yang dulunya merupakan bagian dari kapal perdagangan yang tedampar di Semarang. Selain itu masih ada replika Pintu Bledheg Masjid Agung Demak.
Jangan sampai datang terlampau sore, karena museum ini hanya buka dari pukul delapan pagi hingga tiga sore. Untuk keperluan perawatan, pengelola menutup total operasional mereka pada hari Senin. Jadi pastikan sobat traveler memperhatikan jadwal jika ingin berkunjung ke sini.
Itulah sedikit gambaran mengenai daya tarik dan pesona Museum Perkembangan Islam di Semarang. Jika sobat traveler punya minat besar untuk mengetahui sejarah penyebaran agama di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, tak ada salahnya berkunjung ke sini dan jalan-jalan sembari belajar. Next