Nasi ulam merupakan hidangan nasi yang dicampur dengan bumbu dan rempah, khususnya daun pegagan atau yang kerap diganti dengan kemangi, sayuran, dan berbagai lauk pauk. Hidangan ini berasal dari khazanah sajian Melayu yang bisa ditemukan baik di Indonesia, juga Malaysia. Untuk mencobanya, mampir saja ke Nasi Ulam Misjaya di Jakarta. Penasaran bagaimana rasanya? Yuk, baca lebih lanjut.
Baca juga : Perosotan Bak Pelangi, Serunya Liburan di Dusun Semilir Semarang
Sudah Legendaris Sejak Tahun 1964
Jika dibandingkan dengan soto betawi atau kuliner lain, nasi ulam mungkin memang kalah populer. Meskipun begitu, kelezatannya bisa diadu lho Teman Traveler. Termasuk juga Nasi Ulam Misjaya yang memiliki rasa begitu istimewa ini. Kuliner yang telah ada sejak tahun 1964 ini memiliki citarasa yang sama seperti pertama kali berdiri dengan terus menjaga resep rahasianya hingga detik ini.
Dahulu, Pak Misjaya bekerja pada seorang penjual nasi ulam yang bernama Cek Lam Seng. Tidak hanya Misjaya saja orang yang bekerja di Cek Lam Seng, ada Syarief dan juga Aheng.
Dan setahun berlalu memperkerjakan ketiga orang tersebut, Cek Lam Seng membiarkan para pegawainya itu untuk memulai bisnisnya masing-masing. Namun sampai sekarang ini yang eksis dan banyak penikmatnya adalah Misjaya saja.
Kelezatan dalam Seporsi Nasi Ulam Misjaya
Dalam satu porsi nasi ulam, biasanya di sini akan ada campuran seperti halnya bihun, kacang goreng, mentimun, daun kemangi, bawang goreng, emping, kuah semur, lauk, dan tidak ketinggalan sambal. Kuahnya, bisa dipilih antara banjir, basah ataupun kering.
Untuk pilihan lauknya, ada telur, tempe tahu, perkedel, cumi goreng, kentang, dan juga dendeng sapi. Beragam kenikmatan dalam satu piring yang hanya bisa didapatkan di tempat Nasi Ulam Misjaya. Karena itulah, banyak orang datang berbondong-bondong meskipun tempatnya terbilang sederhana.
Lokasi Nasi Ulam Misjaya
Nasi Ulam Misjaya ini tidak dijual di dalam warung atau ruko, malahan ia berada di gerobak yang berada di Jl. Kemenangan III, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. Gerobaknya ini terparkir di dekat Klenteng Toasebio. Karena berlokasi di sekitaran klenteng itulang, tidak jarang orang-orang menyebutnya sebagai Nasi Ulam Toasebio. Jam bukanya mulai dari jam 4 sore sampai dengan 10:00 malam.
Tenang saja, tak hanya di satu tempat, kok. Nasi Ulam Misjaya ini memiliki empat cabang yang bisa dituju. Yakni, berloaksi Glodok, Pluit Junction, Stasiun Duri dan berada di daerah Palem. Lalu untuk harganya, dipatok mulai dari Rp10.000. Tergantung dengan pilihan lauk yang diambil ya Teman Traveler.
Keberadaan nasi ulam di Jakarta memang sudah mulai langka. Maka dari itulah, kamu perlu mencoba kenikmatannya sesekali saat berada di Ibu Kota. Bagaimana, masih bilang kuliner di kota ini mahal-mahal? Next