Naik gunung dan menikmati pesona alam di puncak menjadi hobi baru di kalangan anak muda. Bukan hanya golongan remaja, tapi seorang nenek yang sudah berusia senja juga bisa semangat mengangkat ransel backpackernya hingga menembus hutan. Wah, siapa sih sosok inspiratif satu ini? Cari tahu yuk!
Baca juga : Icip Sereal Lokal dan Import di Sunday Bowl Cereal Club
1. Nenek yang berusia 65 tahun ini bernama Bu Yuni. Ia merupakan salah satu wanita tertua di Indonesia yang masih aktif naik gunung hingga saat ini.
2. Mulai dari Gunung Sumbing, Prau, hingga Slamet pernah dijelajahi. Setidaknya ada 9 gunung yang telah Bu Yuni daki.
3. Lewat acara talkshow di televisi, hobi dari Bu Yuni baru terealisasi 5 tahunan belakangan. Baginya, naik gunung adalah cita-citanya di masa muda yang akhirnya tercapai.
4. Tidak sendiri, wanita yang disebut Ibu Pendaki oleh para pecinta alam ini naik gunung dengan anak-anaknya. Bahkan, Bu Yuni juga pernah mengajak cucunya.
5. Seperti pecinta alam lain, tujuan utama Bu Yuni saat naik gunung yaitu untuk menikmati keindahan alam dari puncak.
6. Selain itu, bu Yuni mengaku melakukan pendakian untuk melestarikan alam. Ia pun sering memberikan arahan untuk membawa pulang sampah dan tidak mengotori gunung.
7. Meski tubuhnya tidak seprima dulu, semangat Bu Yuni masih menggebu hingga saat ini. Wah, benar-benar jiwa pencinta alam.
8. Sehari-hari, Bu Yuni adalah seorang pedagang nasi dan gorengan di pinggir jalan. Namun, ketika ingin naik gunung, ia rela menutup warungnya hingga berhari-hari.
9. Kecintaan Bu Yuni naik gunung ternyata di pandang negatif oleh beberapa orang. Bahkan ada yang mengejek wanita asal Pekalongan ini sebagai nenek banyak gaya.
10. Pun demikian, tidak sedikit justru memuji gerakan dari Bu Yuni. Bahkan banyak pecinta alam yang ingin naik gunung bersama.
Umur tidak memberikan batasan untuk seseorang mendaki gunung dan menikmati alam di puncak. Begitu pula dengan Bu Yuni yang tidak hanya sekedar berjalan tapi juga mencoba melestarikan alam. Menjadikannya sebagai salah satu pendaki cantik yang sesungguhnya. Inspiratif kan? Next