Rabu (21/3/2018) yang lalu, Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyempatkan diri untuk bertemu dengan Nyak Sandang. Bukan orang biasa, Nyak Sandang merupakan sosok yang menyumbangkan hartanya untuk kemaslahatan Negara Indonesia. Ia bertemu dengan Presiden Jokowi tepat setelah Magrib. Beliau sudah berangkat dari kediamannya pada Selasa (20/3/2018).
Baca juga : Pulau Bintan, Permata Wisata Kepulauan Riau
Siapa Sebenarnya Nyak Sandang Ini?
Nyak Sandang merupakan pria keturunan Aceh yang saat ini sudah berusia 91 tahun. Beliau merupakan warga di Gempong Lhuet, Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya. Kisah pria berusia 91 tahun ini bermula saat Presiden pertama Indonesia, Soekarno berkunjung ke Serambi Mekah, Aceh di tahun 1948 yang lalu. Kala itu, Bapak Proklamator Indonesia tengah mencari dana untuk pembelian pesawat pertama Indonesia setelah kemerdekaan.
Mendengar permintaan orang nomor satu di Indonesia kala itu, Nyak Sandang dan orang tuanya memutuskan untuk menjual sepetak tanah dan juga merelakan 10 gram emas miliknya untuk bisa membeli pesawat pertama untuk Indonesia.
Selain dari keluarga Nyak Sandang, juga terkumpul dana lainnya yang berjumlah 120 ribu dolar Singapura dan juga 20 kilogram emas yang digunakan untuk membeli dua pesawat yang selanjutnya diberi nama dengan Seulawah R-001 dan Seulawah R-002. Dua pesawat itulah yang kemudian menjadi cikal bakal dari Garuda Indonesia Airways. Hal tersebut diceritakan langsung dalam akun Instagram resmi Presiden Jokowi.
Simpan Baik Bukti Obligasi Sebagai Donatur
Sudah beberapa puluh tahun berlalu, ternyata pria yang karib disapa dengan Ayah oleh warga dari Gampong Lhuet ini masih menyimpan bukti obligasi sebagai donatur pembelian dua pesawat pertama Republik Indonesia. Bukti tersebut juga ia bawa saat bertemu dengan Presiden Jokowi.
Tiga Permintaan Nyak Sandang Kepada Presiden Jokowi
Di dalam pertemuan itu, beliau meminta tiga permintaan kepada Presiden Jokowi. Pertama, Nyak Sandang mohon bantuan untuk bisa mendapatkan layanan operasi katarak karena terkena penyakit katarak. Kedua, ia meminta Presiden Jokowi mendirikan masjid di kampung halamannya yang berada di Lamno, Aceh. Ketiga atau yang terakhir adalah ia ingin menunaikan ibadah haji.
Meskipun usia Nyak Sandang yang makin senja membuat matanya menderita katarak, ia tetap bersemangat saat bertemu dengan Presiden Jokowi. Beliau sangat antusias sekali. Tentu saja ini menjadi pembelajaran bagi kita semua generasi Indonesia untuk selalu menghargai orang-orang yang berjasa dalam perkembangan Indonesia. Next