in ,

BMKG Mengumumkan Waspada Ombak Tinggi Sekitar Lombok

Beberapa hari belakangan, terjadi peningkatan aktivitas laut dan gempa. Di kawasan tengah Pulau Jawa, ketinggian ombak terpantau meningkat. Seperti yang terjadi di kawasan Gunung Kidul, tiga lokasi seperti Pantai Wediombo, Greweng, dan Timang mengalami peningkatan gelombang ombak. Kemudian di Kota Malang dan sekitarnya terjadi gempa dengan magnitudo sebesar 5,8 SR. Gempa yang terjadi pada 19 Juli 2018 tersebut bertitik di lepas pantai selatan Malang. Tak hanya itu, BMKG juga mengumumkan potensi ombak tinggi di sekitar Lombok.

Baca juga : Kampung Kerapu Situbondo, Menikmati Puluhan Budidaya Keramba Ikan dari Dermaga Apung Melingkar

Diperkirakan ketinggian ombak mencapai 2,5-4 meter via shutterstock

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini pada hari Kamis, (19/07/2018). Pengumuman tersebut ditujukan untuk penyedia layanan transportasi laut, nelayan, serta wisatawan terkait gelombang tinggi di perairan lepas Pulau Lombok dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat (NTB). Diperkirakan ketinggian ombak ini mencapai 2,5-4 meter.

Gili Trawangan dan dua gili lainnya juga diwaspadai via shutterstock.com

Dilansir dari Jakarta Post, Pejabat Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Lombok, Agastya Ardha Chandra Dewi mengatakan gelombang tinggi terbentuk dari pertemuan dua badai tropis di Laut Cina Selatan, yaitu Hong Kong dan bagian timur Filipina. Tekanan atmosfer yang rendah di Laut Arafuru dan perairan di sebelah barat Australia juga berkontribusi pada pembentukan gelombang tinggi.

Salah satu spot andalan di Gili Trawangan via shutterstock.com

“Kecepatan angin rata-rata bisa mencapai 35 kilometer per jam. Karena itu, gelombang di perairan sekitar NTB berada dalam kategori berbahaya karena karena ketinggiannya mencapai 5 meter di beberapa daerah, seperti di bagian selatan Selat Lombok, ”kata Agastya. Gelombang 1,25 meter dianggap berbahaya untuk kapal nelayan kecil dan kapal tongkang. Sedangkan ombak lebih dari 4 meter juga dinilai beresiko bagi kapal feri.

Kapal kecil maupun besar diharapkan tidak memaksakan via shutterstock.com

Perairan Selat Bali-Lombok juga dinilai BMKG berbahaya untuk jenis kapal apapun. Dilansir dari Kompas, Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Taufik Gunawan, menjelaskan bahwa masyarakat dan kapal-kapal dihimbau untuk tidak memaksakan diri melaut. Angin di sekitar perairan tersebut juga diperkirakan berada di atas 15-27 knot. Untuk sementara, hati-hati ya. Next

ramadan
Pemandangan indah di Bukit Jokowi

Menapaki Bukit Jokowi, Resapi Indahnya Panorama Papua

Via Instagram wisnukucing

Laksa Betawi Asirot, Citarasa Otentik Sejak Tahun 1978