Buat Teman Traveler yang menyukai aktivitas wisata adrenalin, panjat tebing Gunung Parang bisa jadi pilihan pas. Lokasinya ada di Purwakarta, Jawa Barat. Tempatnya memang belum terlalu populer dibandingkan Waduk Jatiluhur. Yuk, lihat keistimewannya.
Baca juga : Telaga Sarangan, Uji Adrenalin Naik Speed Boat
Perjalanan Menuju Gunung Parang
Perjalanan menuju Gunung Parang memakan waktu kurang lebih 2-3 jam menggunakan jalur tol. Saya sendiri memilih menggunakan jasa open trip karena baru pertama kali. Saat itu meeting point-nya di Plaza Semanggi dan disepakati berangkat pukul 05.00. Kala itu ini saya ditemani seorang ibu dan anak berusia sekitar 7-8 tahun dari Medan.
Saya harus menyusuri jalan setapak untuk menuju lokasi pendakian. Sebelumnya saya sempat berganti baju dan memakai peralatan keselamatan dulu. Begitu jam menunjukkan pukul 10.30 kami berangkat menuju tebing.
Saya sempat khawatir karena ini pertama kalinya saya mencoba panjat tebing. Setelah naik sekitar 30 meter, perasaan itu berangsur hilang. Teman Traveler tenang saja, di sini sudah disediakan pijakan kaki dari besi dan melekat kuat ke tebingnya. Selain itu ada seling besi melintang untuk mengaitkan carabiner saat ingin jalan. Jadi, aman!
Dipandu oleh Ahli
Teman Traveler harus selalu waspada di setiap pijakan. Jangan lupa kaitkan carabiner sebelum berpindah. Wajib hati-hati karena ini berhubungan dengan nyawa manusia. Jangan takut, kalian bakal dipandu guide ahli, mulai dari naik hingga turun kembali.
Pemandangan dari Tebing
Waduk Jatiluhur adalah pemandangan yang bisa kita lihat dibalik Gunung Parang. Oh ya, sebelum berangkat sebaiknya Teman Traveler sediakan minum dan snack cukup. Buat berjaga-jaga jika sewaktu-waktu haus dan lapar, bisa langsung ngemil deh.
Saya sendiri mampir ke wisata Purwakarta ini saat di hari ‘kejepit’, jadi suasananya sepi banget. Cuma ada kita bertiga yang naik.
Ada Dokumentasi
Pengelola trip selalu siap sedia mendokumentasikan setiap momen yang berlangsung. By the way, saya sempat coba melepas tangan dan meminta guide-nya mengabadikan di kamera.
Kala itu rasanya ragu bercampur takut. Saya bayangkan seandainya tali yang mengikat tubuh tiba-tiba putus. Tapi setelah disemangati oleh guide, saya jadi percaya diri. Taraa, saya pun bisa melakukannya.
Tak terasa, waktu menunjukan pukul 15.00. Saya harus segera turun karena memilih trip yang ketinggiannya sampai 100 meter saja. Meski begitu, pengalaman ini sudah sangat berkesan lho.
Santap Masakan Sunda
Turun dari Tebing Parang, kaki saya sudah lemas karena tak terbiasa mendaki. Begitu sampai di tempat istirahat, pihak trip ternyata sudah menyiapkan makanan khas Sunda. Tanpa ba-bi-bu, saya langsung kalap menyerbu hidangan tersebut.
Itulah pengalaman seru saya panjat tebing Gunung Parang. Suatu hari nanti, saya berniat ikut trip lainnya dan menggapai titik yang lebih tinggi. Bagaimana, Teman Traveler tertarik mencoba juga? Next