Terletak berdekatan dengan samudera Hindia, membuat Kabupaten Bantul menawan dengan banyak pantai yang dapat memanjakan mata. Meskipun berpasir hitam, namun wisatawan tak pernah bosan untuk mengunjungi deretan pantai di Kabupaten Bantul tersebut. Salah satunya adalah Pantai Pandansari. Berikut adalah cerita dari Kontributor Travelingyuk, Brigitta AdeliaDewandari tentang liburannya ke Pantai Pandansari yang ada di Bantul, Jogja. Lihat yuk seindah apa.
Baca juga : Kokohnya Mercusuar Cikoneng, Peninggalan Kolonialisme Belanda yang Penuh Legenda
Dibalik Heningnya Pantai Pandansari
Deburan ombak lembut yang memanjakan telinga dan medan tempuh mudah membuat pantai-pantai di Bantul selalu dipadati pengunjung. Beberapa dari mereka sekedar ingin menghilangkan rasa penat ataupun bersantap kuliner ikan bakar yang dijual di sepanjang pesisir pantai.
Pantai Pandansari terletak di Desa Patehan, Gadingsari, Sanden, Bantul. Wisata satu ini berada di deretan pantai lain seperti Pantai Goa Cemara, Pantai Samas, Pantai Pandansimo, dan Pantai Kuwaru.
Dari kota Yogyakarta berjarak sekitar 30 KM dan dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam. Sayangnya, masih belum ada angkutan umum yang dapat mencapai lokasi Pantai Pandansari. Sebutan Pandansari bermula ketika di pantai tersebut banyak pohon pandan yang tumbuh liar. Kalah pamor dengan pantai-pantai di sekitarnya, membuat pantai satu ini sepi dari pengunjung. Meskipun begitu, kondisi fisik yang diberikan justru lebih bersih dan rapi dari pantai-pantai sekitarnya.
Jika berkunjung pada pagi hari, Pantai Pandansari menjadi tempat memancing bagi warga sekitar. Teman Traveler diperbolehkan untuk bermain di sepanjang pantai, namun harus tetap berhati-hati karena ombaknya besar dan karang yang cukup banyak.
Mercusuar Kalajivamasti Bukan Hiasan Semata
Pantai Pandansari menjadi satu-satunya pantai di Yogyakarta yang memiliki mercusuar. Bukan hiasan semata, mercusuar setinggi kurang lebih 40 meter dengan anak tangga melingkar tersebut dapat dinaiki hingga ke puncaknya.
Mercusuar Kalajivamasti dibangun pada tahun 1996 dan baru digunakan pada tahun 1997 sebagai tanda atau rambu dan penerangan bagi kapal yang berlayar di malam hari. Hanya dengan merogoh uang sebesar Rp 5.000,00 sebagai dana kebersihan, kita dapat masuk dan menikmati keindahan yang disajikan dari atas.
Terdapat delapan tingkatan anak tangga melingkar dan diakhiri dengan tangga vertikal 90° dengan ketinggian 3 meter dan lubang berukuran 0,5 m x 0,5 m di puncaknya. Ketinggian itu nyatanya harus ditaklukan dengan nyali besar dan keberanian akan ketinggian yang menantang.
Perjuangan menaiki ratusan anak tangga ternyata tak sia-sia. Pemandangan dari atas Mercusuar Kalajivamasti amat menarik perhatian. Pasalnya, kita dapat melihat deretan garis pantai sepanjang Kabupaten Bantul hingga Kabupaten Kulonprogo. Tak hanya itu, hamparan perbukitan di sisi barat yang membentang juga mencuri mata dengan warna hijau yang menggagumkan. Belum lagi area persawahan milik penduduk sekitar. Selain memanjakan mata dan menikmati ciptaan Tuhan, tentunya kita juga dapat menggambil foto sebagai kenang-kenangan dari ketinggian Mercusuar Kalajivamasti.
Teman Traveler harus tetap waspada mengingat angin yang berhembus amatlah kencang. Mercusuar Kalajivamasti akan dibuka hingga maghrib saja, berbeda dengan pantai yang dibuka sepanjang hari.
Keindahan Fotografi dengan Hutan Cemara
Sentuhan hutan cemara yang membentang membentengi Pantai Pandansari ternyata menjadi tempat yang cocok untuk sekedar beristirahat, menikmati bekal, ataupun berburu foto sederhana.
Cemara yang memenuhi bibir pantai berhasil menciptakan suasana sejuk dan asri di sekitar, bahkan ketika matahari telah sampai tepat di atas kepala. Jika musim hujan, cemara udang akan memiliki daun yang lebat dan berwarna hijau. Sedangkan jika musim kemarau, seluruh daunnya akan rontok dan meninggalkan ranting-rantingnya yang berwarna kecoklatan.
Keunikan khas Negara Jepang di musim gugur yang dimiliki oleh pohon cemara udang membuat tempat ini ramai dikunjungi untuk lokasi pemotretan model ataupun preeweding. Selain itu, Teman Traveler dapat menggelar tikar dibawah pohon dan menyantap bekal kita sekaligus menjadi konsep fotografi yang sederhana.
Agrowisata Buah Naga Mengundang Selera
Bosan dengan deburan ombak, kini kita bisa beralih menuju agrowisata buah naga. Letaknya yang masih dalam satu area dengan Pantai Pandansari dan Mercusuar Kalajivamasti membuat wisatawan bersorak girang karena dapat sekalian mengunjungi kebun buah naga.
Memasuki kebun buah naga merah ternyata tak terbatas bagi pembeli saja, kita boleh masuk dan mengambil gambar berada di tengah-tengah hamparan kebun yang sangat luas. Bahkan, di pinggir kebun buah naga disediakan kursi beton untuk bersantai dan kamar mandi umum.
Tak ketinggalan, di bagian tengah kebun buah naga terdapat menara pandang yang bisa dinaiki untuk melihat hamparan pohon buah naga merah di bawahnya. Berbeda dengan Mercusuar Kalajivamasti di depannya yang memiliki angin kencang, berada di ketinggian menara pandang agrowisata buah naga merah membuat kita merasakan angin sepoi-sepoi yang membelai wajah.
Diawali Sunrise, Berakhir Sunset
Hal lain yang menarik dari Pantai Pandansari adalah sajian sunrise dan sunset. Kita dapat menemukan sunrise di jalan menuju Pantai Pandansari. Matahari yang menampakan diri dengan sempurna dan langit merah muda menjadi sudut pandang istimewa dari jalanan, pesisir Pantai Pandansari, Mercusuar Kalajivamasti, ataupun gardu pandang sederhana di agrowisata buah naga merah.
Seolah tak mau ketinggalan, meninggalkan Pantai Pandansari juga dapat ditutup oleh sunset. Dari pesisir Pantai Pandansari dan Mercusuar Kalajivamasti kita dapat menyaksikan langit jingga dan matahari yang kembali ke peraduannya.
“Pantai Pandansari itu bagus banget kalau memang kita suka dengan tempat yang berbau alam, karena di sana masih alami dan juga tidak ramai dikunjungi seperti pantai lainnya. Sebenarnya hanya kurang dirawat aja sih.Kalau dirawat, Pantai Pandansari bakal bagus banget karena keberadaan Mercusuar Kalajivamasti dan Agrowisata Buah Naga Merah bias menjadi potensi menarik wisatawan,” papar Febrilia Catur (18), warga sekitar Pantai Pandansari.
Jika ingin berkunjung ke Pantai Pandansari, lebih baik Teman Traveler menyiapkan waktu yang longgar agar tidak terburu-buru. Pasalnya, Pantai Pandansari menyimpan banyak tempat dan kegiatan menarik yang dapat dilakukan semenjak sunrise menyapa hingga sunset berakhir sempurna. Bagaimana, mau ajak siapa nih untuk jelajah pantai? Next