Apa yang terbersit di dalam pikiranmu ketika mendengar kata mati? Tak hidup, tak bergerak, tak bernyawa dan banyak lagi lainnya, bukan? Nah, bagaimana dengan laut mati? Apakah juga artian-artian tersebut dapat disematkan pula?
Baca juga : Promo Tempat Wisata di Jakarta, Selama Bulan Ramadan 2021
Ok, sekarang bukan ingin membahas definisi mati dalam artian sebenarnya, karena yang akan dibahas kali ini adalah tentang The Dead Sea atau Laut Mati. Laut seperti ini merupakan salah fenomena alam yang sangat terkenal dan populer di dunia. Laut ini terletak di perbatasan antara wilayah Israel, Palestina dan Yordania.
Dikatakan sebagai laut mati karena di laut ini tidak terdapat kehidupan bawah air yang disebabkan oleh tingginya kadar garam (sekitar 32% dibandingkan dengan kadar garam air laut pada umumnya 3%) yang berada di tempat tersebut. Selain itu, Laut Mati juga sangat tenang hingga membuat pengunjungnya dapat melakukan aktivitas secara santai.
Lantas apakah harus ke Yordania untuk dapat menikmati Laut Mati? Tentu saja tidak karena tanpa perlu merogoh kocek dalam-dalam atau pergi ke luar negeri, kamu dapat menikmati ‘laut mati’ versi Indonesia yang terletak di Pantai Tureloto, Desa Balefadorotuho, Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara, Propinsi Sumatera Utara.
Dikatakan sebagai laut matinya Indonesia karena kadar garam di laut ini juga tergolong tinggi, walaupun tidak setinggi yang ada di Yordania. Dikarenakan hal itu, jika kamu melakukan diving atau snorkeling di pantai ini, maka masih akan menjumpai biota laut yang tak kalah indahnya dengan pesona alam di daratnya.
Sama seperti Laut Mati di Yordania, bagi kamu yang tak dapat berenang, tidak perlu khawatir karena kadar garam yang dikandung air di Pantai Turetolo dapat membuat tubuh seseorang lebih ringan dan membuatnya mengambang tanpa harus mengetahui teknik berenang sekalipun.
Selain itu, tingkat ketenangan daerah pinggiran pantainya juga hampir sama. Tidak ada ombak besar dan hanya riak-riak kecil saja yang menyapu sampai bibir pantainya. Ketiadaan ombak di Pantai Tureloto dikarenakan terdapatnya ‘benteng alam’ yang tercipta alami. Benteng alam tersebut merupakan gugusan karang berbentuk seperti otak dan terletak beberapa ratus meter dari bibir pantai yang seakan menjadi pemecah ombak yang akan menghantam pinggiran pantai.
Jika kamu pergi ke tempat ini pada waktu pagi atau siang hari, akan mendapati keindahan tiada tara, yaitu perpaduan birunya laut yang memiliki gradasi warna lembayung sampai ke warna putihnya pasir di pesisirnya.
Walaupun namanya belum terkenal atau terekspos secara luas, akan tetapi fasilitas yang terdapat di pantai ini karena pengelolanya sudah melengkapi banyak hal untuk para pengunjung, seperti toilet, tempat makan yang menyuguhkan masakan khas Pulau Nias sampai dengan penginapan.
Untuk menuju tempat ini, hanya perlu menempuh perjalanan darat dari Bandara Binaka Nias atau Kota Gunung Sitoli yang mana sudah terpampang jelas arah-arah untuk menuju pantai tersebut. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya sekitar 2 jam saja. Nah, tertarik untuk menikmati keindahan alam laut mati versi objek wisata Nias? SO, buruan kemasi barang bawaan dan pergilah ke Pantai Tureloto. Next