Ada banyak cara untuk menikmati panorama kawasan Puncak, Bogor. Dari yang biasa saja hingga sesuatu yang membuat jantung berdetak tak karuan. Salah satu cara untuk menikmatinya adalah mencoba menggunakan paralayang di Bukit Gantole Gunung Mas. Dengan parasut, Teman Traveler diajak melayang bebas di ketinggian lebih dari 1.300 meter dari permukaan tanah.
Baca juga : Eksotisme Klenteng di Riau, Lebih dari Satu Abad namun Tetap Memikat
Bermula dari Aktivitas Olahraga
Pada tahun 1997 para penggiat paralayang di Federasi Aero Sport Indonesia mencoba memperkenalkan paralayang sebagai kegiatan olahraga sekaligus wisata di Kawasan Puncak. Awalnya, hanya wisatawan dari Timur Tengah yang berminat. Lebih dari satu dekade berselang, barulah wisatawan domestik mulai ikut mencoba paralayang. Sekarang, selain sebagai atraksi wisata, berbagai kejuaraan paralayang baik tingkat Nasional maupun Internasional sering diadakan di tempat ini.
Terbang Tandem Bersama Instruktur
Untuk mencoba paralayang Teman Traveler yang tidak memiliki lisensi harus ditemani seorang instruktur. Setelah mendaftar, Teman Traveler akan diminta menandatangani disclaimer letter yang berisi pernyataan bahwa terbang dengan paralayang atas keinginan sendiri dan siap menanggung segala risiko kecelakaan. Wow, adrenalin Teman Traveler akan mulai terpacu dari surat itu.
Penerbangan dimulai dengan membentangkan parasut di tanah dan merapikan tali pengaman. Berbeda dengan terjun payung di mana parasut terlipat rapi dan baru dibuka setelah lompat dari pesawat. Sedangkan parasut paralayang sudah dibuka sejak awal saat hendak take-off.
Safety First!
Paralayang merupakan kegiatan berisiko tinggi. Seluruh aspek keselamatan harus betul-betul diperhatikan dan dipatuhi. Misalnya, kecepatan angin yang ideal untuk paralayang adalah 0-20 kilometer per jam.
Lebih dari itu, sebaiknya penerbangan ditunda. Piranti keselamatan seperti harnest, flight suite, dan helm harus terpasang dengan baik di badan. Saat terbang, Teman Traveler harus terus berkomunikasi dengan petugas di darat yang memandu penerbangan agar berjalan dengan baik dan mendarat dengan selamat.
Pengalaman Menegangkan Namun Bikin Penasaran
“Pada hitungan ketiga kita mulai lari dan di ujung landasan angkat kaki tinggi-tinggi”, instruktur mulai memberi instruksi dan melalui handy talkie, instruktur meminta ijin take-off kepada petugas yang memeriksa kecepatan dan arah angin untuk memastikan keselamatan penerbangan. Setelah semua oke, petugas tersebut akan memberi isyarat dengan mengacungkan ibu jari.
Begitu diijinkan terbang, Teman Traveler segera berlari ke ujung landasan agar parasut mengembang. Adrenalin semakin memuncak karena posisi paralayang ini ada di bukit yang lumayan tinggi. Ketika kaki tak lagi menjejak tanah dan badan sepenuhnya berada di udara, ketakutan yang Teman Traveler rasakan perlahan menghilang dan berubah menjadi rasa takjub.
Setelah posisi parasut stabil, Instruktur akan mengizinkan Teman Traveler untuk memotret (jika mau dan berani). Menyenangkan sekali rasanya leluasa merekam keindahan bentang alam Puncak sembari terbang. Dulu saat penggunaan drone belum marak seperti sekarang, fotografer professional memanfaatkan paralayang untuk mengambil foto dari ketinggian.
Wajib Dicoba Setidaknya Sekali Seumur Hidup
Terbang dengan paralayang adalah pengalaman yang wajib dicoba. Harga paket wisata paralayang ini sebesar Rp350.000 per orang, sudah termasuk sewa alat dan jasa instruktur.
Lokasi tepatnya ada di Jalan Raya Puncak Km 87, tak jauh dari Masjid At-Ta’awun yang terkenal itu. Jika datang pada akhir pekan, jangan lupa untuk memantau jadwal pemberlakuan jalur buka-tutup lalu lintas di kawasan Puncak agar Teman Traveler tidak tertahan macet lama di perjalanan.
Kadang untuk memperoleh perspektif berbeda, dibutuhkan uji nyali yang memacu adrenalin. Teman Traveler ditantang untuk menjajaki sejauh mana batas keberanian diri sendiri. Paralayang di Puncak Bogor adalah salah satunya. Apakah Teman Traveler berani dan siap untuk mencoba? Next