Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta selama ini identik dengan segala sesuatu yang serba modern. Tak hanya itu, ritme kehidupan di sana juga dikenal sangat cepat dan padat. Namun di balik itu, perkembangannya tak bisa dilepaskan dari beberapa pasar ikonik Jakarta yang masih bertahan hingga kini.
Baca juga : April Waktu Terbaik Berkunjung ke Kawachi Garden Jepang, Sudah Siap Tersihir Keindahannya?
Pasar-pasar ikonik Jakarta tersebut masing-masing pernah mencapai masa keemasannya. Pada satu titik, keberadaannya dianggap sebagai pusat penggerak perekonomian masyarakat sekitar. Sobat traveler yang ingin nuansa jalan-jalan berbeda bisa mengunjungi pasar-pasar berikut ini.
1. Pasar Glodok
Memang terkesan sedih, namun sejarah kemunculan dan perkembangan Pasar Glodok tak bisa dilepaskan dari peristiwa kerusuhan antar ras. Bermula pada peristiwa berdarah pada 1740, yang menewaskan puluhan ribu orang Tiongkok dan dikenal dengan nama Geger Pecinan. Gubernur VOC kala itu lantas memerintahkan semua warga Tiongkok untuk tinggal di kawasan Glodok yang terletak di luar Benteng Batavia.
Sejak saat itulah Glodok dikenal sebagai pusat orang-orang keturunan Tionghoa di Jakarta berkarya dan berdagang. Namun sayangnya, kerusuhan serupa terulang setelah lebih dari 200 tahun pasca Geger Pecinan. Pada 1998 kawasan Glodok menjadi saksi peristiwa Mei yang diwarnai banyak tindakan kriminal atas dasar kebencian ras.
2. Pasar Tanah Abang
Siapa tak kenal dengan Tanah Abang. Pasar satu ini sudah begitu ikonik hingga orang-orang di luar Jakarta sudah begitu akrab dengan namanya. Hampir semua barang bisa ditemukan di Tanah Abang, terutama pakaian dan asesoris. Biasanya dijual dalam partai besar dan harga murah, hingga jadi tempat perkulakan favorit para pedagang.
Pasar Tanah Abang sendiri konon dulunya merupakan sebuah lahan yang dipenuhi banyak pohon nabang atau palem. Memasuki 1648, kawasan tersebut lantas dibuka menjadi perkebunan. Seiring berjalannya waktu, pemerinah Belanda menjadikannya sebagai kawasan perdagangan dan terus bertahan hingga kini.
3. Pasar Baru
Ingin merasakan atmosfer ala India di Jakarta? Datang saja ke Pasar Baru. Di daerah sekitar pasar ikonik Jakarta tersebut tinggal banyak pedagang keturunan India. Namun sejak diperkirakan berdiri pada 1820, lokasi ini memang jadi pertemuan pedagang dari banyak negara. Selain India, ada juga pedagang Tionghoa dan pedagang lokal.
Atmosfer India di Pasar Baru masih terasa hingga kini, sebab ada banyak pedagang keturunan negeri Bollywood yang menetap di sana. Tak heran jika sejumlah tulisan menyebut pasar ini sebagai ‘Little India’.
4. Pasar Senen
Pasar Senen memiliki peranan penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Betapa tidak, tokoh-tokoh negarawan ternama bangsa ini konon sering berkumpul dan saling bertukar pikiran di sana. Tak hanya Soekarno dan Muhammad Hatta, namun juga Adam Malik hingga Chairul Saleh.
Sesuai dengan namanya, pasar ini dulunya hanya buka setiap hari Senin. Menurut beberapa sumber sejarah, Pasar Senen berdiri atas prakarsa Cornelis Chastelein, anggota dewan Hindia Belanda, pada 1735 silam.
5. Pasar Jatinegara
Pasar Jatinegara juga termasuk salah satu pasar ikonik di Jakarta. Beberapa sumber menyebutkan bahwa di kawasan pasar ini dulunya berdiri sebuah benteng yang sekaligus menjadi akses jalan menuju Bogor, atau dulu disebut Buitenzorg. Benteng tersebut konon bernama Meester Kornelis. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa di depan gerbang Jatinegara kini terdapat tulisan Pasar Mester.
Itulah tadi deretan sejumlah pasar ikonik Jakarta. Bagi sobat traveler yang tertarik untuk mendalami sejarah ibu kota dan merasakan atmosfer berbeda sembari berjalan-jalan, tak ada salahnya menjajal mengunjungi kelima lokasi tersebut. Next