Semua makhluk di dunia ini hendaknya hidup berdampingan. Saling membantu satu sama lain dan jangan sampai merugikan. Jika tidak, dampaknya bisa seperti kejadian paus raksasa terdampar di Wakatobi belum lama ini.
Baca juga : Sajian Edelweis Super Menakjubkan Di Jalur Pendakian Gunung Burni Telong
Warga sekitar kawasan Sulawesi Tenggara tersebut baru saja menemukan seekor paus terhempas di daerah pesisir beberapa jam lalu. Kondisinya cukup mengenaskan lantaran di bagian perutnya ditemukan banyak sampah manusia. Berikut Travelingyuk sajikan kronologis kejadian paus raksasa terdampar di Wakatobi tersebut.
Paus Raksasa Terhempas ke Pesisir
Desa Kapota merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Wangiwangi, Kabupaten Wakatobi. Wilayah ini menawarkan atmosfer syahdu dan sejumlah pantai indah untuk wisatawan. Namun Senin (19/11), suasana menjadi sedikit gaduh.
Bagaimana tidak, sejumlah warga berkumpul di pesisir. Mereka berbondong-bondong melihat paus raksasa yang baru saja ditemukan terdampar di tepi laut. Panjang tubuh hewan laut malang tersebut mencapai kurang lebih 9,5 meter.
Penuh Sampah Manusia
Ketika ditemukan, paus berjenis sperma tersebut sudah dalam kondisi mengenaskan. Selain sudah tak bernyawa, tubuhnya juga menunjukkan kejanggalan. Di bagian perut Si Paus ditemukan sejumlah sampah manusia seperti botol, penutup galon, sandal, botol parfum, bungkus mie instan, hingga terpal.
Usai ditimbang diketahui berat sampah dalam perut paus tersebut mencapai 5,9 kilogram, sebagaimana dilansir Tribun Style. Sebagian besar merupakan sampah berjenis plastik. Tentunya hal ini sangat memprihatinkan, lantaran benda-benda semacam itu tak seharusnya ada dalam perut hewan.
Fenomena Disorientasi Paus
Lantas apa sebenarnya yang menyebabkan sampah-sampah plastik tersebut bisa berakhir di perut paus? Menurut penuturan Saleh Hanan, hal itu terjadi karena Si Mamalia Laut telah mengalami disorientasi. Akibatnya, menurut pria dari Yayasan Wakatobi tersebut, paus sulit membedakan antara sampah manusia dan makanan.
Kejadian paus raksasa terdampar di Wakatobi juga menarik perhatian sejumlah komunitas pecinta lingkungan hidup. Menurut kabar terakhir yang beredar, perwakilan mahasiswa akademi komunitas perikanan setempat sudah mengambil beberapa sampel sampah untuk diteliti lebih lanjut.
Indonesia dan Sampah
Tak bisa dipungkiri, sampah-sampah plastik bisa sampai terombang-ambing di lautan dan mengganggu ekosistem lautan akibat ulah manusia. Pihak-pihak yang tak bertanggung jawab kerap membuang sisa-sisa botol, tas plastik, dan benda lainnya ke samudra tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.
Hal ini sudah beberapa kali terjadi di Indonesia, bahkan sempat mendapat sorotan media asing. Salah satunya ketika seorang wisman mengunggah rekaman video berenang di lautan sampah Nusa Penida, Bali, beberapa saat lalu. Harus ada tindakan tegas dari pemerintah agar kejadian semacam ini tak terulang lagi.
Itulah tadi kronologis kejadian paus raksasa terdampar di Wakatobi. Intinya, diperlukan partisipasi aktif dari semua pihak untuk menjaga keasrian ekosistem laut dan lingkungan di sekitarnya. Bagaimana menurut kalian Teman Traveler? Next