Saat berkunjung ke Banyuwangi memang banyak yang terdengar asing ditelinga namun sangat mengesankan saat dinikmati. Kota dengan julukan “The Sunrise Of Java” ini dikenal dengan keanekaragaman festival yang diadakan tiap tahunnya. Banhkan banyuwangi dijuluki sebagai The Best Festival City in Indonesia oleh Menteri Pariwisata Indonesia, Arief Yahya pada saat itu.
Baca juga : You Coffee and Resto, Tempat Teduh di Tengah Panasnya Jakarta Selatan
Puluhan jenis ferstival memang kerap kali membuat wisatawan berbondong bondong memadati acara tersebut, terlebih beberapa festival kuliner yang sangat memanjakan lidah. . Selain makanan yang disajikan masih kental dengan unsur lokal, kebanyakan makanan khas Banyuwangi memiliki cita rasa yang kaya. Salah satu yang paling populer adalah kuliner Pecel Pitik.
Dahulu, Pecel Pitik hanya disajikan saat ritual oleh Suku Using asli Banyuwangi ataupun hanya saat acara tertentu seperti selamatan desa. Namun seiring perkembangan zaman dan geliat pariwisata di Banyuwangi, beberapa kedai maupun restoran telah menyajikan Pecel Pitik sebagai menunya. Selain kaya rasa, Pecel Pitik juga kaya akan keunikan dan filosofi. Dari cara memasak hingga cara menyajikan pun, terdapat beberapa keunikan dan filosofi.
Pecel Pitik merupakan sajian kuliner dengan bahan dasar ayam kampung yang disuwir dan dilumuri dengan parutan kelapa berbumbu kemiri, cabai rawit, terasi, daun jeruk, garam, dan gula. Dengan menggunakan paduan bumbu tersebut, tercipta rasa Pecel Pitik yang gurih, sedikit pedas, dan cita rasa khas Banyuwangi. Pengambilan nama Pecel Pitik itu sendiri tidak serta merta karena terbuat dari bahan dasar ayam (pitik dalam Bahasa Jawa) namun Pecel Pitik berarti diucel-ucel hang perkara apik.
Pecel ini dahulu adalah makanan adat Desa Kemiren Banyuwangi. Namun sangat berbeda jauh dengan nasi pecel pada umumnya. Karena Pecel Pitik tidak berupa bumbu pecel dari adonan kacang tanah saja. Biasanya, Pecel Pitik hanya disajikan oleh warga di desa adat Kemiren ketika menjelang ritual adat seperti bersih desa atau acara syukuran saja. Hingga kini mungkin kamu sudah bisa mendapatkan diberbagai warung warung tradisional ataupun langsung ke Desa Kemiren.
Mengenai rasa, tak diragukan lagi tingkat kepedasannya. Biasanya, pengunjung dari luar kota atau luar negeri sampai gobyos (bercucuran keringat) ketika menyantap Pecel Pitik. Namun rasa manis dan gurih dari urap-urap semakin mempertajam cita rasa masakan khas Banyuwangi tersebut. Satu porsi pembuatan Pecel Pitik bisa disantap 5 sampai 6 orang. Wisatawan akan dijamu dan menyantap Pecel Pitik di sepanjang jalanan desa sehingga dapat merasakan sensasi berkuliner berbeda. Minum yang disajikan pun berupa air putih segar di dalam kendi, terkesan sangat segar dan alami. Next