Jika Teman Traveler berkesempatan menjelajah wisata Kota Lumpia, sempatkanlah mampir ke Pecinan Semarang. Di kawasan ini kalian akan menemukan banyak klenteng dan warisan arsitektur Tionghoa menarik lainnya. Penasaran? Yuk, simak ulasannya berikut.
Baca juga : Sushi Enak Hanya Belasan Ribu Ini Ada di Surabaya
Peristiwa Geger Pecinan
Terbentuknya Pecinan Semarang tak terlepas dari Geger Pecinan di Batavia (Jakarta tempo dulu) pada 1740. Kala itu warga Tionghoa memberontak pada penguasa Belanda. Buntut dari tragedi tersebut, banyak penduduk keturunan Tiongkok melarikan diri ke sepanjang pantai utara Jawa hingga akhirnya sampai di Semarang.
Hingga 1743, pemberontakan masih terus berlangsung hingga akhirnya mampu dihentikan total oleh tentara Belanda. Pemerintah kolonial lantas memutuskan untuk mengumpulkan warga Tionghoa dalam satu lokasi. Setelah sempat menempati daerah Simongan dekat Klenteng Sam Poo Kong, mereka kemudian dipindah ke Kali Semarang hingga akhirnya dikenal sebagai kawasan Pecinan sampai sekarang.
Delapan Buah Klenteng
Jika diurutkan dari Jalan Gang Lombok, Teman Traveler akan menemukan banyak klenteng di Pecinan Semarang. Mulai dari Tay Kak Sie, Tong Pek Bio, Ling Hok Bio, Tek Hay Bio, Hwie Wie Kiong, Sie Hoo Kiong, Sioe Hok Bio, dan Hoo Hok Bio. Jarak antar bangunan peribadatan tersebut hanya sekitar 150-400 meter. Jadi, kalian bisa menyambangi semuanya hanya dengan berjalan kaki.
Berada di Semarang Tengah, kawasan Pecinan meliputi Jalan Gang Lombok, Gang Pinggir, Kalikuping, Sebandaran, dan Gang Baru. Deretan klenteng di sini tak hanya boleh diintip dari luar, namun juga bisa diamati langsung dari dalam. Namun jangan lupa meminta izin dulu pada petugas yang berjaga ya.
Tay Kak Sie, Istana Para Dewa
Klenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok merupakan yang tertua di Pecinan Semarang. Dibangun pada 1771, tempat peribadatan megah ini sering disebut sebagai Istana para Dewa.
Sebutan tersebut diberikan lantaran jumlah dewa yang disembah di sini paling lengkap dibanding klenteng lain. Bahkan jauh melebihi Klenteng Sam Poo Kong. Di sini Teman Traveler juga bisa melihat gagahnya patung Sam Poo Tay Djien alias Laksamana Cheng Ho.
Pompa Air di Klenteng Tek Hay Bio
Keunikan lain bisa Teman Traveler temukan di Klenteng Tek Hay Bio. Di sini kalian akan melihat sebuah pompa air tradisional yang sudah ada sejak pertama klenteng dibangun. Hebatnya, alat ini masih berfungsi baik hingga sekarang. Konon dulunya masyarakat sekitar klenteng sering mengambil air bersih dari sini.
Empat Patung Kera di Klenteng Sie Hoo Kiong
Sebagai klenteng termuda di Pecinan Semarang, bangunan yang didirikan pada 1881 ini juga memiliki keunikan tersendiri. Di tempat ibadah yang berada di Jalan Sebandaran ini, Teman Traveler akan menemukan empat patung kera berjejer di samping pintu masuk, dengan posisi tangan berbeda satu sama lain.
Posisi tangan masing-masing patung digambarkan menutupi bagian telinga, mulut, kemaluan, dan mata. Hal ini melambangkan filosofi agar manusia senantiasa menjaga pendengaran, tutur kata, kemaluan, dan penglihatan semasa hidup.
Pasar Semawis
Sebelum meninggalkan kawasan pecinan, Teman Traveler bisa mampir kulineran dulu di Pasar Semawis. Kalian bisa menemukannya di sepanjang Jalan Gang Warung. Di sini tersedia beragam makanan, minuman, dan oleh-oleh Semarang. Mulai dari yang halal hingga non-halal.
Sayangnya, pasar ini hanya buka akhir pekan, mulai pukul 18.00 hingga tengah malam. Jadi, pastikan Teman Traveler mampir di momen yang tepat ketika hendak berkunjung ke sini.
Itulah sedikit cerita menarik dari Pecinan Semarang, kawasan yang sayang banget untuk Teman Traveler lewatkan. Jangan lupa mampir jika sedang menjelajah wisata Semarang ya. Next