Semenjak gempa yang menerjang Lombok pada bulan Agustus 2018 silam, akhirnya Gunung Rinjani kembali dibuka untuk wisatawan mulai tanggal 14 Juni 2019 lalu. Tak hanya itu, terdapat wacana lain, yaitu berupa pemisahan tenda di Rinjani bagi pendaki pria dan wanita yang belum menikah. Kira-kira alasannya kenapa ya? Simak rangkuman informasi berikut yuk!
Baca juga : Wisata Alam Bumi Parikesit Kendal, Tawarkan Tubing Seru di Aliran Irigasi
Wacana Pemisahan Tenda Pendaki Pria dan Wanita
Baru-baru ini traveler tengah memperbincangkan soal wacana pemisahan tenda bagi pendaki pria dan wanita. Seperti informasi yang didapat dari Kompas, kabar tersebut datang dari Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Sudiyono. Ia menduga bahwa selama ini terjadi penyimpangan yang dilakukan wisatawan saat berkunjung ke kawasan terkait seperti menuju ke Bukit Sembalun. Sedangkan untuk Gunung Rinjani terdapat kemungkinan kecil.
Galakkan Wisata Halal
Pemisahan tenda tersebut hanya berlaku ketika hendak tidur. BTNGR juga berencana punya area berkemah terpisah bagi pria dan wanita. Dinobatkannya Lombok sebagai wisata halal menjadi salah satu faktor aturan ini diterapkan bagi pasangan yang belum menikah saja.
Sementara untuk pasangan suami istri diizinkan untuk tinggal di tenda yang sama. Kabarnya kebijakan tersebut akan diperkenalkan kepada publik beberapa bulan mendatang. Namun ini hanya saran dari BTNGR.
Tidak Dilaksanakan
Dilansir dari Kompas, Sudiyono menyatakan keterangan resmi terkait program pemisahan tenda tersebut. Karena menuai pro dan kontra di masyarakat, pihak TNGR tidak akan melaksanakannya karena bukan menjadi prioritas. Saat ini pihaknya tengah fokus pada perbaikan manajemen pendakian khususnya pada e-ticketing, pengelolaan sampah, dan perbaikan sarana prasarana jalur pendakian.
Pembukaan Empat Jalur
Terdapat empat jalur yang dibuka yaitu jalur Sembalun, Senaru, Aik Berik, dan Timbanuh. Tercatat sebanyak 300 pendaki melewati jalur tersebut dan 80 persen di antaranya ialah wisatawan asing.
TNGR juga memperkirakan hingga bulan September Gunung Rinjani akan dipenuhi oleh wisatawan asing. Sedangkan untuk pendaki lokal diprediksi mulai ramai saat liburan semester, hari besar, atau akhir pekan.
Setelah menyimak informasi di atas, apakah Teman Traveler setuju soal aturan pemisahan tenda di Rinjani bagi pendaki? Next