Mendengar nama Lawang Sewu, tentu tak sedikit traveler yang menganggap jika bangunan yang dibangun pada zaman kolonial tersebut angker. Apalagi semenjak banyaknya traveler yang mengaku melihat penampakan makhluk halus dan merasakan kejadian ganjil di tempat yang pernah menjadi lokasi syuting acara misteri. Berada di Lawang Sewu menjelang malam bukanlah hal seram seperti dulu. Lawang Sewu malah asyik dijelajahi setelah matahari terbenam.
Baca juga : Canyoning, Wisata Ekstrim yang Memacu Adrenalin
Dalam bahasa Jawa, Lawang Sewu berarti seribu pintu. Hal ini mengacu pada banyaknya pintu yang terdapat di bekas kantor jawatan kereta api peninggalan Belanda. Dibangun pada 27 Februari 1904, kesan angker memang melekat lama apalagi Lawang Sewu menjadi saksi bisu pertempuran lima hari di Semarang yang menewaskan ribuan orang.
Dulu, Lawang Sewu memang seperti bangunan jadul yang tak terurus dan tampak seram dengan arsitektur Belanda yang mulai termakan usia. Untuk mengubah citra Lawang Sewu yang menyeramkan, pihak PT. KAI berupaya melakukan pemugaran dan mengecat ulang pada tahun 2011 silam. Walau dipugar, struktur lama gedung tetap dipertahankan.
Mengunjungi Lawang Sewu pun tidak hanya asyik pada siang hari saja. Menjelang malam, bangunan yang kini menjadi destinasi sejarah tersebut malah makin cantik dengan lampu yang dipasang oleh pengelola. Untuk kedepannya, Lawang Sewu akan lebih mengedepankan nilai sejarah yang edukatif. Pas banget untuk Anda yang ingin mengenalkan buah hati tentang sejarah di masa lampau.
Berada di dalam bangunan Lawang Sewu, traveler dapat melihat aneka galeri foto Lawang Sewu dari masa ke masa, juga sejarah kereta api di Indonesia. Bahkan , dua minggu sekali, pihak PT. KAI mengadakan pertunjukan musik keroncong. Komplek Lawang Sewu buka dari pukul 07.00 sampai 21.00 setiap hari. Tiket masuknya sendiri cuma Rp. 10 ribu untuk dewasa, dan Rp. 5 ribu untuk pelajar. Next