Mendaki gunung memang menyenangkan. Namun di balik kesenangan tersebut, kegiatan ini bukan aktivitas yang sembarangan. Kesiapan tubuh untuk menghadapi medan yang berat serta pemahaman tentang bertahan hidup juga diperlukan. Karena tak jarang pendaki tersesat juga kondisi badan yang tiba-tiba menurun. Salah satu hal tak bisa dianggap remeh adalah penyakit gunung AMS (Acute Mountain Sickness). Seperti apa gejala penyakit ini, berikut akan diulas Travelingyuk.
Baca juga : Terang Bulan Dokpri, Nostalgia Jajanan Jadul Favorit di Bantul
Menyerang di Ketinggian 2.400-4.000 mdpl
Acute Mountain Sickness (AMS) atau yang juga dikenal sebagai Altitude Sickness biasa terjadi di ketinggian 2.400 mdpl ke atas. Sebanyak 75 persen kasus AMS terjadi saat pendaki berada di ketinggian 2.400 hingga 4.000 mdpl. Hal ini biasa menyerang orang yang terbiasa hidup di dataran rendah, karena tak terbiasa dengan udara dingin dan minim oksigen.
Ciri-ciri AMS
Bagi para pendaki gunung, AMS bukan hal yang sepele. Karena saat sindrom ini menyerang seluruh badan akan tersiksa. Gejalanya berupa sakit kepala, sesak nafas, muntah, sulit tidur, nafsu makan menurun, kebingungan, batuk berbusa, serta gangguan pernafasan. AMS sendiri terbagi dalam tiga kategori yaitu, AMS ringan, sedang, dan berat.
Cara Pencegahan
Mengingat penyakit yang menyerang di ketinggian ini dapat berakibat fatal, pemahaman agar terhindar dari AMS tentu diperlukan. Saat melakukan pendakian, lakukan dengan perlahan. Sehingga tubuh memiliki waktu untuk beradaptasi. Persiapan juga dapat dilakukan jauh sebelum mendaki. Kamu dapat melakukan naik turun bukit, agar tubuh stabil dalam situasi rendah oksigen.
Cara Mengatasinya
Satu-satu penanganan darurat yang dapat dilakukan saat ada yang terserang AMS adalah membawanya ke tempat lebih rendah. Sembari mendapatkan terapi oksigen. Beberapa obat-obatan juga dapat diberikan sebagai penanganan darurat. Seperti Acetozolamide, obat yang memang digunakan untuk mengatasi altitude sickness.
Mendaki gunung memang bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Jika, segala sesuatunya telah dipersiapkan dengan baik. Begitu juga dengan pemahaman aktivitas mendaki gunung. Pernah mendaki gunung? Bagi cerita pengalaman mendaki kalian dong.