Kisah KKN Desa Penari masih saja diperbincangkan hingga kini. Para warganet sibuk menebak-nebak di mana kisah tersebut terjadi. Terlepas dari hal tersebut, di Jawa Timur sebenarnya ada sebuah tempat berjuluk ‘desa penari’. Namanya adalah Desa Kemiren, berlokasi di Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
Baca juga : Green Kenyot Cikahuripan, Sungai Berair Jernih di Bandung
Tak hanya tarian, Desa Kemiren memiliki banyak warisan budaya menarik yang bisa disaksikan. Teman Traveler penasaran? Yuk, kita simak bersama seperti apa pesonanya.
Pusat Tari Gandrung
Desa Kemiren dikenal sebagai salah satu pusat Gandrung, tarian tradisional Banyuwangi. Di sini keberadaannya sangat dilestarikan agar tak hilang termakan zaman, sekaligus untuk menarik perhatian wisatawan. Beragam cara dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, mulai dari perubahan kostum, pergantian pemeran, penambahan alat musik, hingga adaptasi lagu-lagu baru yang sedang digemari masyarakat.
Tari Gandrung sendiri merupakan bentuk syukur masyarakat pasca panen. Biasanya dibawakan berpasangan, perempuan sebagai penarinya dan pihak laki-laki sebagai yang diajak menari atau kerap disebut paju.
Ritual Barong Ider Bumi
Selain Tari Gandrung, Kemiren juga memiliki Ritual Barong Ider Bumi yang khas. Tradisi ini merupakan salah satu ritual tahunan Suku Osing yang dilakukan sebagai wujud rasa syukur atas keselamatan masyarakat desa atau dikeal sebagai tradisi Tolak Bala. Biasanya rutin digelar pada bulan Syawal, tepatnya pada hari kedua Lebaran Idul Fitri.
Seperti kebanyakan ritual di Banyuwangi, Tradisi Ider Bumi juga melibatkan sajian seni pertunjukan dalam arak-arakan. Rutenya sudah ditentukan, yakni dari ujung timur hingga pucuk barat desa. Hal ini merupakan simbol filosofi Islam, yakni berjalan ke arah barat atau kiblat.
Kopi Jaran Goyang yang Menarik Perhatian
Tak hanya tradisi, desa ini juga punya Kopi Jaran Goyang yang jadi favorit wisatawan. Cita rasanya benar-benar memikat, bikin siapapun yang pernah mencicipi jadi ingin meminumnya terus menerus.
Kopi Jaran Goyang juga punya keunikan dalam cara meminumnya. Hidung harus didekatkan ke cangkir kopi sehingga aroma khasnya tercium maksimal. Barulah setelah itu Teman Traveler bisa meminumnya. Eits, tapi wajib sampai berbunyi sruutt ya. Cara ini dipercaya membuat cita rasa kopi jadi makin maksimal.
Belajar Sejarah di Sanggar Genjah Arum
Satu lagi yang pantang dilewatkan di Desa Kemiren adalah Genjah Arum, semacam museum pribadi yang dikelola seorang pengusaha. Keberadaannya bertujuan untuk melestarikan budaya setempat.
Berkunjung ke sini Teman Traveler bisa saksikan tujuh rumah adat kuno dan sejumlah ornamen kuno, bikin suasana tempo dulunya makin terasa kental. Selain itu masih ada Angklung Pagak, alat musik tradisional khas Kemiren.
Jika masih belum puas dengan Kopi Jaran Goyang, Teman Traveler masih bisa cicipi Kopi Osing. Tak hanya menikmatinya, kalian juga bisa melihat dan mempratekkan langsung cara mengolahnya, mulai proses sangrai hingga menjadi biji kopi siap konsumsi.
Itulah ragam tradisi, budaya, hingga kuliner khas Kemiren. Benar-benar luar biasa bukan? Jika Teman Traveler sedang menjelajah wisata Banyuwangi atau sekitarnya, sempatkan mampir ke sini untuk merasakan atmosfer tradisional ala Tanah Osing. Next