Traveler yang pernah menjelajahi alam Salatiga tentu tidak asing dengan tempat ini. Dikenal dengan Pohon Pengantin, pohon tunggal di tengah pematang sawah yang menjadi objek buruan fotografi dan menikmati suasana senja bagi anak-anak muda. Nama yang aneh mengingat pohon ini tidak memiliki pasangan tapi diberi nama Pohon Pengantin. Ternyata inilah kisah yang melatar belakanginya.
Baca juga : Awang Awang Sky View di Magelang, Melihat Keindahan Gunung Telomoyo
Bagi sebagian traveler destinasi pohon cinta menjadi jujugan untuk pergi berlibur bareng pasangan. Konon pohon-pohon yang dijuluki pohon cinta itu dapat membuat hubungan asmara menjadi langgeng. Umumnya pohon ini jumlahnya sepasang dan disebut juga dengan Pohon Pengantin. Tapi Pohon Pengantin di Salatiga ini berbeda dari lainnya.
Kota Salatiga memiliki tempat keren bernama Pohon Pengantin. Alih-alih berupa sepasang pohon yang saling berdampingan layaknya pengantin, pohon ini malah tumbuh sebatang kara di tengah pematang sawah jauh dari pohon-pohon lainnya. Pohon Pengantin ini bisa traveler jumpai di desa Bancaan, Jalan Raya Solo-Semarang Km. 2.
Menurut beberapa sumber yang ditelusuri Travelingyuk, konon di tempat tersebut dulu ada sepasang pohon yang merupakan jelmaan dari sepasang pengantin. tapi tidak dijelaskan secara rinci kemana pohon satunya, yang pasti kini hanya ada satu pohon yang kokoh berdiri di pinggir sawah ditengah-tengah pematang.
Pohonnya sangat unik dengan batang yang meliuk-liuk seperti tanaman bonsai. Tempat ini sangat ramai dikunjungi anak muda mulai sore hingga menjelang malam. Rata-rata mereka yang datang terpikat dengan suasana senja yang menghadirkan golden sunrise dengan latar area persawahan hijau. Menurut penuturan warga setempat bahkan ada pula pasangan kekasih yang melangsungkan sesi foto pra nikah di sana.
Jadi buat traveler yang menginginkan tempat bagus untuk foto datang saja ke Pohon Pengantin di Salatiga ini. Keuntungan yang bisa didapat adalah mendapatkan hasil foto yang oke tanpa keluar modal banyak. Yap, karena tempat ini bukan obyek wisata komersil jadi tidak perlu bayar untuk datang ke sana. Paling-paling cuma warga desa yang akan menarik biaya parkir. Next