Jepang selalu istimewa di hati wisatawan. Budaya serta keindahan alamnya membuat siapapun ingin liburan lebih lama di Negeri Sakura, termasuk wisatawan dari Indonesia. Nah, jika Teman Traveler berencana liburan ke Jepang, singgahlah ke Miyajima. Sebuah pulau suci yang konon menjadi tempat bersemayamnya para dewa. Ingin tahu lebih dekat seperti apa keindahan Pulau Miyajima? Yuk, simak ulasan dari Kontributor Travelingyuk, Muthia Anindita yang sudah menginjakkan kaki di pulau cantik ini.
Baca juga : Menelusuri 5 Destinasi Wisata Terbaik di Asia, Indonesia Salah Satunya
Pulau Suci dan Terindah di Jepang
Pulau Itsukushima, yang lebih dikenal dengan Miyajima terletak di barat laut kota Hiroshima. Miyajima dalam Bahasa Jepang berarti Pulau Kuil atau “Shrine Island”. Pulau suci bagi agama Shinto dan Buddha ini terkenal dengan kemegahan kuil di atas airnya yaitu Itsukushima. Selain itu, keindahan alam pulau ini menjadikannya sebagai salah satu dari tiga tempat dengan panorama alam terindah di Jepang (Nihon Sankei), bersama dengan Teluk Matsushima dan Amanohashidate.
Miyajima dapat dicapai dengan menggunakan kereta dan kapal ferry dari Kota Hiroshima. Perjalanan dimulai dengan kereta dari Stasiun Hiroshima menuju Stasiun Miyajimaguchi yang bisa ditempuh selama 25 menit dengan biaya 410 yen atau sekitar Rp55.000. Dari Stasiun Miyajimaguchi, melanjutkan perjalanan dengan menaiki kapal ke Miyajima. Waktu tempuhnya selama 10 menit dengan biaya 180 yen atau sekitar Rp25.000.
Sesampainya di Pulau Miyajima, Teman Traveler akan dimanjakan dengan bebatuan pinggir pantai yang eksotis. Di sepanjang jalan, terlihat gerombolan rusa yang lucu. Di sini, rusa merupakan hewan yang dianggap suci, sehingga mereka dijaga dan tidak boleh diburu.
Pesona Kuil Itsukushima yang Suci
Bangunan pertama Kuil Itsukushima didirikan pada tahun 593 oleh Saeki Kuramoto. Tempat suci ini kemudian dikembangkan oleh Taira-no-Kiyomori, penguasa di zaman Heian pada tahun 1168.
Setelah mengalami kerusakan parah oleh kebakaran di tahun 1207 dan hampir runtuh akibat angin taufan di tahun 1325, Mori Motonari, pemenang perang Itsukushima berhasil membangun dan mengembalikan kejayaan Kuil Itsukushima di Tahun 1555. Konon, bangunan ini dibuat unuk menghormati tiga Dewi Samudra, Ichikishima-hime, Tagitsu-Hime, dan Tagori-Hime.
Saat air pasang, kuil yang terletak di tepi pantai ini akan terlihat seolah-olah mengapung di atas air. Konsepnya menyerupai Istana Naga Terapung (Ryugu-Jo) di legenda-legenda Jepang. Kawasan kompleks kuil ini luas, terdiri dari banyak bangunan yang berfungsi sebagai ruang sembahyang hingga ruang pertunjukan tarian tradisional Jepang, Bugaku dan Noh. Nah, Itsukushima dibuka untuk pengunjung dari pukul 06.30-18.00, dengan tiket masuk 300 yen atau sekitar Rp40.000.
Selain bangunan kuil, di sini juga terdapat Gerbang Torii raksasa yang didirikan pada tahun 1875. Tingginya sekitar 16 meter dengan lebar 24 meter. Saat air surut, pengunjung dapat berjalan kaki menuju tempat ini. Namun ketika pasang, jalan menuju Gerbang Torii tertutup air sehingga terlihat seolah terapung di atas air.
Goju-no-to, Pagoda Catik Berlantai Lima
Tidak jauh dari Kuil Itsukushima, ada perumahan penduduk yang bisa dikunjungi. Pemukiman ini bisa ditempuh dengan menaiki anak tangga menuju Goju-no-to atau Pagoda Lima Lantai. Kuil setinggi 27 meter ini didirikan pada tahun 1407 dengan perpaduan arsitektur Jepang dan Cina. Bangunan tersebut ditujukan untuk menghormati Buddha dan pengikut setianya, dalam kepercayaan masyarakat Jepang, Fugen dan Monju.
Kuil Toyokuni (Senjokaku) yang Tak Kalah Menarik Perhatian
Bersebelahan dengan Goju-no-to, terdapat Kuil Toyokuni. Bangunan ini didirikan untuk menghormati panglima perang yang menyatukan Jepang, Toyotomi Hideyoshi. Tempat suci ini juga disebut dengan Senjokaku atau Aula Seribu Tatami karena struktur bangunannya dirancang seperti aula terbuka dengan lantai berlapis tatami. Saat memasukinya, Teman Traveler wajib untuk melepas alas kaki.
Gagahnya Gunung Misen di Pulau Cantik
Puncak tertinggi Pulau Miyajima dengan ketinggian 535 mdpl ini dipercaya sebagai tempat lahirnya ajaran Buddha di Jepang. Gunung suci ini menjadi tempat Kobo Daishi membangun Sekte Shingon pada tahun 806. Di puncak gunung ini, terdapat api abadi bernama Keizu no H. Konon, api ini dipercikan oleh Kobo Daishi sebagai bagian dari 100 hari ritual Gumonji. Api tersebut tidak pernah padam hingga sekarang, 1000 tahun kemudian. Dipercaya bahwa air suci yang dipanaskan di atas api ini dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Saat ini, api abadi tersebut dilindungi oleh bangunan yang dinamakan Reikkado Hall.
Untuk mencapai Gunung Misen, Teman Traveler dapat menggunakan Kereta Gantung Miyajima dari Stasiun Momijidani yang tak jauh dari pintu masuk Taman Momijidani. Dari Kuil Itskushima, Teman Traveler bisa menggunakan bus gratis menuju pintu masuk taman ke Stasiun Momijidani. Sementara itu, kereta gantung di sini buka dari jam 09.00 hingga 17.00 dengan harga tiket PP sebesar 1800 yen atau sekitar Rp240.000.
Itulah cerita perjalanan Muthia Anindita saat berlibur di Pulau Miyajima. Bagaimana, makin tertarik untuk liburan ke sini kan? Next