in

Nikmati Harum Kopi Menoreh dan Sunrise Puncak Suroloyo

Puncak Suroloyo
Puncak Suroloyo

Ibarat magnet, Yogyakarta memang selalu berhasil menarik banyak traveler lokal maupun mancanegara untuk menyusuri setiap keindahannya. Alam serta budaya yang ada di kota ini begitu mengagumkan.

Baca juga : Legipait Malang, Sensasi Ngopi Asik dengan Suasana Jadul di Tengah Kota

Termasuk Kulon Progo yang punya banyak panorama indah. Tidak heran jika dijuluki sebagai The Jewel of Java. Kulon Progo tak bisa dipisahkan dari keberadaan Pegunungan Menoreh.Landscape yang indah, semakin lengkap dengan keberadaan Puncak Suroloyo.

Mengenal Cerita Lampau dari Puncak Suroloyo

lrm_export_83708757798691_20190921_160925304_oYZ.jpeg
Patung 4 sekawan yang menyapa traveler di halaman utama Puncak Suroloyo (c) Gadis Noer Hadianty/TravelingYuk

Pegunungan Menoreh memiliki tiga puncak, dan Puncak Suroloyo yang tertinggi, yaitu mencapai 1.019 mdpl. Lokasi ini berada di perbatasan antara Yogyakarta dan Jawa Tengah, tepatnya berada di Desa Gerbosari, Kulon Progo. 

Banyak yang meyakini, bahwa di Pucak Suroloyo terdapat tempat pertapaan yang dulu digunakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo. Pemguasa Jawa itu konon bertapa untuk mendapat petunjuk spiritual mengenai Jawa. Ia mendapat wangsit untuk berjalan dari Kota Gede ke arah Barat, hingga sampailah di Puncak Suroloyo ini.

Dengan menempuh perjalanan sejauh 40 km dari Keraton, Sultan Agung merasa lelah dan tertidur  Saat tertidur inilah, ia kembali mendapat wangsit untuk membuat pertapaa di puncak sebagai syarat untuk menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana.

lrm_export_786736686209_20190921_221830767_lZU.jpeg
Jalan Menuju Tangga Utama ke Puncak Suroloyo (c) Gadis Noer Hadianty/TravelingYuk

Bagi para penggemar wayang, Puncak Suroloyo bukanlah sebuah tempat yang asing. Ki Semar, salah satu tokoh pewayangan ini memiliki ikatan batin yang kuat dengan Puncak Suroloyo sebagai tempat tertinggi yang juga menjadi tempat Batara Guru atau pemimpin para dewa.

Bagi sebagian masayarakat, Puncak Suroloyo merupakan sebuah kiblat pancering bumi (pusat dari empat penjuru) di tanah Jawa. Mereka percaya lokasi ini merupakan pertemuan dua garis yang ditarik dari utara ke selatan dan dari arah barat ke timur Pulau Jawa. 

Sunrise Puncak Suroloyo

lrm_export_83755097108829_20190921_161011644_JED.jpeg
Menunggu sunrise muncul di minggu pagi dari Puncak Suroloyo (c) Gadis Noer Hadianty/TravelingYuk

Dengan bermodalkan petunjuk jalan dari aplikasi maps, saya mulai mengarahkan kendaraan ke arah Kulon Progo sekitar jam 04.00 wib. Waktu yang cukup ideal untuk mengejar sunrise di Puncak Suroloyo.

Akses menuju Puncak Suroloyo ini terbilang bagus dan mudah dijangkau, jalannya pun sudah teraspal dengan baik. Hanya saja, jika berkendara di waktu pagii, mata harus selalu lebih ‘mawas’, sebab ada beberapa tikungan dan jalannya yang berliku. Untuk menuju spot sunrise di Puncak Suroloyo, saya harus menaiki 286 anak tangga.

lrm_export_837215297856_20190921_221921246_vqo.jpeg
Terdapat sebuah spot gardu pandang yang bisa dijadikan tempat bermanja santai menyaksikan sunrise dari sini. 

Tiba di atas, saya disambut beberapa kupu-kupu cantik berterbangan bersama beberapa burung yang sama-sama menanti sunrise pagi ini. Dengan ketinggian 1.019 mdpl ini, Puncak Suroloyo mampu menghadirkan landscape keindahan alam dengan memesona. Nampak sekilas mininya Candi Borobudur dari kejauhan dengan dikelilingi 4 gunung sebagai bentengnya, yaitu Merbabu, Merapi, Sindoro dan Sumbing.

Pada waktu-waktu tertentu, terutama pada tanggal 1 Suro, lokasi ini dipadati pengunjung untuk mengikuti acara upacara Jasaman pusaka tombak Kyai Manggolo Murti dan Songsong Manggolo Dewo yang bertempat di Sendang Kawidodaren yang terletak sekitar 300 meter dari puncak.

Mengenai tiket masuk ke Puncak Suroloyo, traveler tidak akan dikenakan biaya retribusi masuk, hanya sekadar biaya parkir kendaraan. Murah bukan? Ya! Fasilitas di sekitar sini pun lumayan cukup baik dengan tersedianya kamar mandi, mushola hingga beberapa warung makan kecil yang juga menyediakan kopi khas Kulon Progo. 

lrm_export_2010900286940_20190921_223854931_is0.jpeg
Keadaan sekitar di Puncak Suroloyo yang tertata rapi dan bersih (c) Gadis Noer Hadianty/TravelingYuk

Saya baru tahu jika di wilayah ini tertanam cukup baik tanaman kopi. Penjualnya pun sangat ramah untuk berbincang mengenai kopi hasil panennya. Kopi yang sudah diolah dikenal dengan nama Kopi Menoreh. Kopi ini memiliki cita rasa yang unik dan khas sehingga menjadi incaran para traveler. Terdapat tiga jenis Kopi Menoreh, yaitu robusta, arabica dan lanang. 

20180317072038_img_8822_JvC.jpg
Biji Kopi Hasil Panen Warga Sekitar yang dijual (c) Gadis Noer Hadianty/TravelingYuk

Untuk menghasilkan Kopi Menoreh ini bukan hal yang cukup mudah, karena masa panen hanya pada bulan Juni hingga September dan hanya setahun sekali, sehingga para petani kopi ini sangat berhati-hati dalam menghasilkan serta mengolahnya. Sangat rekomendasi untuk dicoba jika berkunjung ke daerah Kulon Progo!

Rute Menuju Puncak Suroloyo

lrm_export_83649823762568_20190921_160826370_VZy.jpeg
Melihat separuh semesta dari atas Puncak Suroloyo (c) Gadis Noer Hadianty/TravelingYuk

Dari pusat Kota Jogja, saya memerlukan waktu sekitar 1,5 jam dengan berkendarakan sepeda motor matic. Akses jalan menuju lokasipun terbilang sudah cukup baik dengan jalan teraspal. Hanya saja jalannya memang banyak yang berkelok-kelok dan menanjak.

Tak usah khawatir soal rute dan petunjuk arah. Google Maps sudah sangat membantu untuk menunjuk lokasi dari Puncak Suroloyo ini dengan cukip jelas. Ada juga beberapa petunjuk jalan untuk menuju ke lokasi. Oh, iya, jangan lupa untuk mengenakan jaket hangatnya sepanjang perjalanan ya! 

Penasaran dengan mitos sambil menikmati kopi khas Kulon Progo di atas Puncak Suroloyo? Pastikan destinasi satu ini ke dalam list liburan, traveler! Next

ramadan

Kansui Park, Ketika Kanal di Jepang Jadi Tempat Atraksi Air Mengagumkan

Yume Ole Katsuyama Textile Factory Memorial Hall Japan