in ,

Puthu Lanang, Kuliner Legendaris yang Bisa Dicoba Saat Mudik ke Malang

Puthu Lanang di Malang

Puthu Lanang
Puthu Lanang

Lebaran tiba tidak hanya identik dengan opor ayam atau ketupat. Agenda mudik selalu menjadi perbincangan banyak orang. Nah, kamu yang berencana mudik ke Malang, ada rekomendasi kuliner legendaris di kota cantik ini. Salah satunya Puthu Lanang yang tak hanya lezat, tapi juga legendaris. Penasaran dengan puthu lanang di Malang ini? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

Baca juga : Benteng Kedungcowek, Eksotis dan Misterius di Dekat Suramadu

1. Sempat Jualan Keliling dari Tahun 1930-an

Puthu Legendaris di Malang
Puthu Legendaris di Malang via instagram/@nisaurrizki

Pecinta kuliner Malang pasti tak asing lagi dengan jajanan tradisional ini. Yap, nama Puthu Lanang Bu Soepijah sudah tersohor dan dikenal banyak orang. Hal ini tidak lain karena kelegendarisannya yang bertahan puluhan tahun. Seperti yang diketahui, jajanan ini muncul pertama kali pada tahun 1936. Tak seperti sekarang, Bu Soepijah atau Bu Supiah dan suaminya Abdul Jalal berjualan keliling kampung. Baru tahun 1993, mereka menjual puthu di gang buntu di kawasan Celaket.

Puthu hits di Malang
Puthu hits di Malang via instagram/@mariverika

2. Buka Warung Hingga Miliki Hak Paten

Warung Puthu Lanang di Malang
Warung Puthu Lanang di Malang via instagram/@rudy_papachang

Sejak berada di Gang Buntu, Jl. Jaksa Agung Suprapto, Kawasan Celaket, warung sederhana bermodalkan gerobak ini tak pernah lepas dari perhatian. Meski bertahun-tahun jualan, rasa yang ditawarkan tak pernah berubah. Kepopuleran tersebut membuat penerus Bu Supaih berinisatif untuk mematenkan nama puthu lanang. Kini brand Putu Lanang sudah dipaten dan disertai hak cipta. Keren kan?

Puthu tersohor di Malang
Puthu tersohor di Malang via instagram/@gilbertpiki

3. Cita Rasa Spesial yang Tak Berubah

Puthu spesial di Malang
Puthu spesial di Malang via instagram/@yusnitakaruna

Jajanan tradisional yang disajikan dengan daun pisang ini tidak hanya memiliki aroma yang menggiurkan. Namun, cita rasanya juga bikin ketagihan. Seperti kebanyakan, puthu ini terbuat dari tepung beras, parutan kelapa, gula merah dan gula jawa. Adonan tersebut dimasukkan ke dalam tabung bambu sebelum diletakkan di atas alat khusus. Namun, takaran yang digunakan inilah yang menghasilkan rasa istimewa. Resep tersebut turun temurun dari Bu Supiah yang diwariskan kepada anak-anaknya.

Porsi puthu lanang di Celaket
Porsi puthu lanang di Celaket via instagram/@lupitaliong1608

4. Kuliner Malam yang Difavoritkan Banyak Kalangan

Jajanan di Puthu Lanang Celaket
Jajanan di Puthu Lanang Celaket via instagram/@rio_njoo87

Kelezatan dari puthu tersebut membuat banyak orang rela antre panjang. Bahkan, tempat makan yang buka dari jam 5 sore ini bisa habis dalam waktu kurang dari 4 jam. Selain puthu, ternyata di sini juga banyak jajanan tradisional yang tak kalah menggugah selera. Ada cenil, lupis, dan klepon. Harganya juga terjangkau dengan porsi lumayan mengenyangkan. Kamu juga bisa sekalian mengkombinasikan menu-menu di sini menjadi satu. Rasanya tak perlu diragukan lagi.

Seporsi cenil dan lupis
Seporsi cenil dan lupis via instagram/@ina_lie89

Jajanan tradisional Indonesia memang banyak macamnya. Sayangnya, tidak semua masih bertahan di tengah kemunculan kuliner kekinian dari luar negeri. Tak ingin kehilangan camilan istimewa seperti Puthu Lanang? Yuk, lestarikan kuliner Nusantara. Next

ramadan

Macam-macam Sajian Ketupat Saat Lebaran, Mana Favoritmu?

6 Kota di Jawa Timur yang Memiliki Bandara untuk Warga Sipil