Siapa yang belum pernah mengunjungi Monumen Nasional (Monas)? Landmark populer yang berlokasi di Jakarta ini sering dijadikan pusat kegiatan masyarakat, baik berskala lokal maupun nasional, contohnya Reuni 212. Di balik popularitasnya, Monas menyimpan deretan fakta yang jarang kita ketahui. Simak ulasan berikut ini!
Baca juga : Biar Tahan Lama, Begini Seharusnya Cara Menyimpan Daging di Kulkas
1. Desain Awal Berbeda 180 Derajat
Awalnya, arsitektur Monas dijadikan sayembara nasional yang dimenangkan oleh Friedrich Silaban. Kebetulan ia juga menjadi pemenang perlombaan desain Masjid Istiqlal. Friedrich pun mendesain Monas dengan model balok panjang plus artikulasi 5 lempeng.
Akan tetapi, rancangan ini sempat dikritik Presiden Soekarno dan Friedrich diminta untuk merevisi desain tersebut. Karena Friedrich menolak, diutuslah arsitek Istana Presiden, R.M. Soedarsono untuk memoles desain awal plus menyesuaikannya sesuai ide dan gagasan Bung Karno. Jadilah Monas seperti yang sekarang kita kenal.
2. ‘Dihiasi’ Angka-Angka Cantik nan Filosofis
Soedarsono memasukkan banyak sekali unsur 17, 8, dan 45 dalam desain Monas. Contohnya dari pelataran cawan yang memiliki ketinggian 17 meter dari dasar bangunan. Kemudian, rentang tinggi antara ruang museum sejarah Kemerdekaan Indonesia ke dasar cawan adalah 8 meter.
Setelah itu, luas pelataran Monas mencapai 45 meter persegi. Perpaduan angka ini menggenapkan tanggal dan hari jadi Indonesia. Tak lupa, bentuk landmark ini yang menyerupai obor dengan puncaknya yang bernama “Api Nan Tak Kunjung Padam”. Hal ini menjadi pesan agar rakyat Indonesia selalu memiliki semangat yang membara dalam memperjuangkan kemajuan bangsa.
3. Sempat Ditentang Sebagai Bentuk Pemborosan Negara
Awalnya, pembangunan Monas tidak disambut baik oleh sebagian rakyat. Hal ini didasari kondisi ekonomi yang belum begitu baik, ditambah gejolak perekonomian dunia yang tak tentu akibat Perang Dingin. Menurut catatan sejarah, total pembangunannya mencapai 7 Miliar atau 41 Triliun Rupiah jika dikonversikan di zaman sekarang.
Bung Karno sendiri beralasan bahwa pembangunan monumen nasional dibutuhkan untuk menggambarkan identitas bangsa. Selain itu, bangunan ini akan menjadi tonggak kemajuan negara yang bakal memacu semangat rakyat untuk makin berjuang memajukan perekonomian.
4. Konon, Jika Dilihat dari Istana Merdeka, Bentuk Emas Monas Menyerupai Sesosok Wanita
Salah satu daya tarik Monas adalah patung relief lidah api yang terpasang di puncak landmark. Ikon yang terbuat dari perunggu berlapis emas ini merupakan sumbangan dari Teuku Markam, seorang pengusaha Aceh yang pernah menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.
Namun di balik semua itu, konon perancang relief lidah api ini sengaja ‘menyisipkan’ bentuk seorang wanita saat mendesainnya. Tidak tanggung-tanggung, sosok ini hanya bisa dilihat jelas jika kita memandang Monas dari Istana Merdeka, tepatnya di Jalan Merdeka Utara.
Masih jadi misteri kenapa desain relief lidah api sengaja dibentuk seperti sosok wanita. Bisa jadi karena permintaan pribadi Bung Karno yang terkenal sangat menyanjung wanita. Mungkin juga karena ingin menggambarkan sosok ‘Ibu Pertiwi’, wujud personifikasi nasional Indonesia.
5. Sebagai Tempat ‘Peristirahatan Terakhir’ Naskah Proklamasi Asli dan Bendera Pusaka
Seturut Peraturan Pemerintah, 2 artefak sejarah nasional paling penting, yaitu Naskah Asli Proklamasi dan Bendera Pusaka disimpan di Monas. Keduanya disimpan di Ruang Kemerdekaan, di mana masyarakat bisa melihatnya walau dari kejauhan.
Setiap tanggal 17 Agustus pagi jelang upacara kemerdekaan di Istana Merdeka, diadakan kirab akbar yang melibatkan berbagai elemen masyarakat dan pejabat militer. Acara ini diselenggarakan dalam rangka mengarak Naskah Asli Proklamasi dan Bendera Pusaka dari Monas ke Istana.
Itulah tadi fakta unik Monas yang harus Teman Traveler ketahui bersama. Selain Reuni 212, landmark nasional ini juga menjadi pusat perhelatan ‘Countdown Asian Games 2018‘ yang dihadiri artis dari seluruh negara Asia. Jadi makin yakin buat memasukkan Monas ke dalam rencana berlibur kalian, bukan? Next