Air Terjun Sedudo merupakan salah satu objek wisata yang terletak di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Tak hanya dijadikan destinasi liburan, ternyata terdapat ritual sakral di Air Terjun Sedudo untuk rayakan bulan Suro. Daripada penasaran, intip yuk ulasannya berikut ini.
Baca juga : Indahnya Taman Bunga Gemitir di Bali, Destinasi Liburan Murah Namun Mewah Penghilang Lelah
Mitos dan Pesona Magis Air Terjun Sedudo
Tidak hanya pesona alam Air Terjun Sedudo yang dikenal luas, namun ada beberapa mitos yang sudah lama beredar dan diketahui masyarakat. Konon katanya jika mandi di bawah air terjun di Nganjuk ini akan membuat seseorang menjadi awet muda dan panjang umur. Mitos tersebut sudah dikenal sampai luar Kabupaten Nganjuk.
Selain itu, ada yang bilang air terjun ini juga bisa mendatangkan banyak rejeki. Masyarakat juga percaya bahwa tempat ini dulunya merupakan tempat mandi para dewa. Hal ini karena air terjun tak pernah surut sekalipun musim kemarau datang.
Tradisi Siraman Diiringi Oleh Gadis Penari
Muharram atau Suro adalah bulan yang memiliki keistimewaan tersendiri. Di Nganjuk, setiap tahunnya selalu diadakan ritual sakral yang digelar di bawah Air Terjun Sedudo.
Tradisi yang digelar setiap tahunnya ini disebut dengan Siraman Sedudo. Ritual Siraman Sedudo dipimpin oleh sesepuh desa. Dalam rangkaian ritualnya akan diiringi musik gamelan Jawa dengan puluhan gadis penari yang diarak untuk mengambil air.
Nantinya sesajen berupa bunga tujuh rupa akan disebarkan ke air terjun, sedangkan sesajen berupa makanan lengkap akan dilarung ke tengah sungai aliran air terjun. Prosesi dilanjutkan dengan tarian gadis penari.
Setelah selesai, para gadis tersebut akan mengambil guyuran air terjun secara langsung. Air tersebut nantinya akan ditampung dalam wadah khusus dan digunakan sebagai pengobatan ataupun kepentingan lainnya. Selain untuk melestarikan budaya, ritual ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan untuk dijauhkan dari malapetaka.
Telah Ada Sejak Jaman Majapahit
Konon Siraman Sedudo telah ada sejak zaman Majapahit yang terus dilestarikan hingga sekarang. Pada saat itu, Air Terjun Sedudo ini sering digunakan untuk mencuci senjata pusaka milik raja dan patih dalam Prana Pratista.
Setelah runtuhnya kerajaan Majapahit dan digantikan dengan kejayaan Islam, konon Sedudo merupakan tempat pertapaan (uzlah) Ki Ageng Ngaliman yang merupakan tokoh besar penyebaran agama Islam pertama kali di Nganjuk.
Wisata Andalan Nganjuk Hingga Kini
Ritual Siraman Sedudo yang digelar tahun 2019 ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata, Kepemudaan, Olahraga dan Kebudayaan Daerah Kabupaten Nganjuk ini merupakan acara untuk melestarikan budaya sekaligus sebagai promosi wisata Nganjuk.
Selain itu, penyelenggara juga mengundang 7 negara sebagai tamu yaitu Thailand, Madagaskar, Timor Leste, Taiwan, Pakistan, Afrika, Spanyol.
Indonesia memang punya banyak keanekaragaman yang harus dilestarikan oleh para bangsanya. Salah satunya adalah melestarikan ritual sakral Air Terjun Sedudo ini. Apakah di daerah Teman Traveler juga ada tradisi seperti ini? Yuk ceritakan di Travelingyuk! Next