Selama ini Surabaya dikenal dengan kuliner andalannya, yaitu Rujak Cingur yang menggunakan bibir sapi sebagai bahan utamanya. Ternyata ada lagi yang menarik untuk dicicipi, yaitu Rujak Sayur Asin. Unik ya, rujak tapi kok asin bukannya pedas? Ini dia penjelasannya.
Baca juga : 5 Spot Terjun Bebas di Malang, Menantang dan Tak Terlupakan
Campuran Tionghoa dan Jawa
Bukan cingur, kuliner yang satu ini menggunakan sayur asin ala Tionghoa sebagai campuran. Namun tetap memakai petis ala Rujak Cingur khas Jawa, khususnya Surabaya. Selain dari ikan dan udang, juga ada petis sapi yang terbuat dari hasil sampingan dalam proses pembuatan dendeng dan abon.
Kunci Kelezatan Kuliner Ini
Yang membedakan adalah campuran sawi asin yang menjadi cita rasa unik dari kuliner satu ini. Cara membuatnya cukup mudah. Sawi putih diikat dan direndam di air panas untuk membuatnya layu. Kemudian dimasukkan pada toples-toples yang berisi larutan gula, garam, cuka dan air. Sawi asin ini disajikan dengan acar mentimun, irisan tahu goreng setengah matang, bawang goreng dan kerupuk.
Bumbu yang Menggugah Selera
Acar mentimun menjadikan bumbu petis dalam rujak sayur asin ini encer dan mudah menyatu dengan isian di dalam piring. Tak lupa potongan cabe rawit yang bisa diminta sesuai selera. Taburan bawang goreng melimpah di atasnya juga menjadikan kudapan ini semakin sempurna. Cocok banget untuk menu makan siang, ya.
Sudah Jarang Ditemukan di Surabaya
Di antara kuliner Surabaya lainnya seperti Sego Sambel dan Lontong Balap, jajanan Rujak Sayur Asin tak banyak ditemukan. Kamu bisa mencicipinya di Jalan Diponegoro saat siang hingga sore hari. Tak menguras kantong, seporsinya bisa dilahap dengan harga 10 ribu rupiah saja. Murah dan kenyang bahagia.
Wah, perlu dicoba nih saat berkunjung ke Kota Pahlawan. Bisa jajan sambil jalan kaki menyusuri Surabaya. Bagaimana, jadi kapan nih? Next