Main ke Rummah Goa atau Rummah Go’a milik artis Dik Doank bakal memberikan pengalaman baru untuk sobi Instagram yang suka nongkrong. Konsepnya unik tapi estetik, meski sang pemilik sendiri menyebutnya rongsokan.
Baca juga : Pantai Senggigi Lombok, Wisata Alam yang Pesonanya Menggema Sejak Lama
Untuk yang belum mengenal Dik Doank, ia merupakan seorang artis dan seniman. Di tahun 90’an, namanya cukup beken dan menelurkan beberapa lagu yang kerap menceritakan kehidupan manusia, alam dan kesederhanaan. Namun tak lama kemudian ia memutuskan untuk mundur dari dunia hiburan dan lebih memilih fokus dengan seni dan hidup.
Awal mula Rummah GoA terbentuk
Pada awalnya tempat ini merupakan kediaman Dik Doank dan keluarga. Dik sendiri, dengan jiwa seninya, membangun rumah dengan memanfaatkan berbagai material tak terpakai. Alih-alih kelihatan rusuh, ia bisa membuatnya menjadi terlihat artistik seperti rumah antik.
Kemudian pandemi memberikan ilham pada seniman yang belakangan semakin mendalami spiritual islami tersebut untuk membuat Cafe Rummah Go’A ini. Hal ini sebenarnya juga karena seringnya rekanan Dik Doank datang ke sana untuk berbagai keperluan. Bahkan kadang bisa dalam durasi yang lama. Oleh karenanya, ia kemudian menggandeng UMKM sekitar untuk berkolaborasi dengan project ini.
Ornamen dan perabotan yang artsy
Sebagai seorang seniman, tidak sulit buat seorang Dik Doank menciptakan hunian dan tongkrongan dengan nuansa yang artsy. Dirinya sendiri piawai dalam melukis, sehingga beberapa sudut dan sisi ruangan terdapat lukisan yang sarat makna.
Ia juga membuat tempat wudhu yang seperti menyatu dengan alam. Menggunakan ornamen kayu dan akar. Selain itu, musholla langsung menyambut di ruangan depan. Jangan khawatir, ruang ibadahnya sangat terang, bersih dan luas. Dengan pemandangan di sekitar dan angin sepoi-sepoi yang pastinya bisa membuat suasana ibadah makin syahdu.
Meja dan kursi di beberapa area mungkin tidak sama bentuknya. Namun tetap terlihat menyatu dengan harmonis sehingga menciptakan nuansa rustic. Ada pula ornamen-ornamen pahatan yang sejatinya dari material bekas, membuat tempat ini artistik dan nyentrik secara effortless.
Meski tempat ini tidak begitu luas, tetapi Dik Doank menyiasatinya dengan memberikan celah pandang yang cukup dan konsep semi outdoor hingga outdoor. Uniknya, kamu tidak perlu khawatir banyak gigitan nyamuk di sini meski rimbun tanaman. Tapi kalau kucing lewat, masih ada sih.
Untuk lokasi indoor, ada lampu kuning yang memberi suasana hangat tetapi juga cukup terang. Kita jadi bisa menikmati duduk dan makan sambil membaca buku-buku yang ada di sana. Comfy banget ya? Sepertinya cocok untuk para introvert nih.
Sajian aneka kuliner UMKM
Menilik dari beberapa reviewer, kuliner di sini menyuguhkan sajian yang bervariasi. Beberapa menu makanan dari beberapa tenant kuliner yang mengisi di sana. Di antaranya adalah aneka mie ayam, dimsum, nasi ayam bakar atau dengan aneka lauk lainnya, rice bowl dan masih banyak lagi.
Menu minumannya sangat beragam, dari kopi yang mungkin bukan untuk coffeesnob banget, tapi cukup untuk menemani nongkrong santuy. Kemudian teh tematik seperti bunga telang dan lemon tea, minuman jahe, serta aneka variasi minuman cokelat dan matcha.
Secara rasa mungkin bukan yang istimewa, tapi cukup enak. Di samping itu, hal ini juga bisa menjadi upaya untuk mendukung UMKM yang berpartisipasi di situ. Selain itu, harganya pun tergolong ramah untuk kantong masyarakat.
Perhatikan untuk yang ingin bawa anak atau keluarga ke Rummah Goa
Untuk sebuah suasana antik dan menyati dengan alam, Rummah Go’a memang dapet banget. Suasana antik, tongkrongan-able dan bisa makan berat maupun ringan.
Kendati demikian, kontur lokasinya memang naik turun dan banyak tangga. Perlu sedikit kewaspadaan dalam melangkah bila tidak terbiasa. Bila membawa anak kecil atau orang tua lansia, kita perlu mendampingi mereka dengan ekstra hati-hati.
Selain itu, lokasinya memang tidak terlalu luas kendati bisa menampung hingga 100 pengunjung. Pemilihan spot untuk menikmati pemandangan di sekitarnya terbilang unik, karena ada juga view yang menghadap ke arah kereta lewat dengan space tidak terlalu luas. Dan di waktu hujan, lokasi akan lebih rawan basah.
Oleh karena itu, pertimbangan cuaca dan dengan siapa kita akan ke Rummah Go’a mungkin diperlukan. Namun bila hanya ingin me time atau sekedar mampir, sambil membaca buku, foto-foto atau mencari sisi lain di sudut Tangerang Selatan, tempat ini recommended banget.
Di samping tempat nongkrong, sebenarnya Dik Doank sangat filosofis dalam ‘membuka’ rumahnya ini untuk umum. Di antaranya karena ia ingin juga di masa tuanya berbagi dengan orang lain, secara edukasi ataupun rezeki. Bahkan bila kita perhatikan, banyak sisi spiritual dan keislaman yang berdampingan secara harmonis dengan kehidupan nyata sebagai manusia di tempat uniknya tersebut.
Overall, Rummah Goa bisa jadi tujuan kalian yang mencari lokasi nongkrong, me time atau suasana yang beda. Sambil bengong aja melihat kereta lewat dan menikmati makanan serta minuman pun tetap oke. Tertarik untuk coba ke sini? Next