Selama ini kita mungkin hanya mengenal sarung sebagai salah satu perlengkapan untuk melakukan ibadah sholat. Namun demikian, sarung ternyata memainkan peran vital dalam perkembangan kebudayaan Nusantara. Sarung tradisional khas Indonesia telah lama menjadi bagian dari beragam ritual dan adat istiadat.
Baca juga : Berlebihan! Pria Ini Divonis Tidak Boleh Makan Mie Lagi Seumur Hidup
Dari Sabang hingga Merauke, muncul banyak sarung tradisional khas Indonesia dengan beragam bentuk dan corak. Sarung-sarung tersebut punya nilai seni amat tinggi dan tidak boleh dilupakan begitu saja. Berikut Travelingyuk sajikan daftar jenis sarung asli buatan Nusantara yang patut kita ketahui.
1. Sarung Ulos (Batak)
Ulos merupakan kerajinan kain tenun yang berasal dari Sumatra Utara. Awalnya hanya digunakan sebagai penghangat badan, Ulos memiliki sejumlah fungsi penting dalam budaya Batak, tergantung pada motif dan coraknya. Ada ulos yang digunakan khusus untuk upacara duka, menari tortor, meramal cuaca, maupun ritual pernikahan.
Ulos dibuat dengan alat tenun tradisional dan sama sekali tak melibatkan mesin. Mulanya sering dijumpai dalam bentuk sarung atau selendang, namun seiring berjalannya waktu mulai banyak beredar dompet, sarung bantal, alas meja, dan produk lain yang berhiaskan motif serupa.
2. Sarung Sutra (Bugis)
Sarung Sutra Bugis adalah hasil kerajinan dengan nilai seni tinggi dari Sulawesi Selatan. Pembuatannya masih sangat tradisional menggunakan alat tenun manual dan hanya dikerjakan satu orang. Satu kain sarung sutra bugis konon baru bisa selesai dibuat dalam waktu satu bulan.
Tak heran jika sarung sutra bugis memiliki nilai yang amat tinggi, bisa mencapai 500 ribu hingga satu juta rupiah. Motif yang digunakan pun bermacam-macam, mulai dari bombang, balo renni, moppang, hingga makkulawu. Masing-masing memiliki makna filosofi sendiri-sendiri.
3. Sarung Gresik
Sarung jenis ini banyak ditemui di kawasan pesantren yang di daerah Gresik. Coraknya terdiri dari tiga macam, yakni kembang-kembang, gunungan, dan laut biru. Dengan kombinasi yang lumayan kompleks, hingga kini Sarung Gresik terus diproduksi dengan cara manual alias masih mempertahankan metode tradisional.
Sejarah sarung di Gresik konon dimulai sejak era Syekh Maulana Ibrahim. Kala itu ia mengajarkan para pengikutnya membuat kain penutup aurat untuk digunakan saat melakukan sholat.
Desa-desa perajin sarung tenun sendiri banyak dijumpai di Kecamatan Cerme. Beberapa di antaranya sudah punya reputasi tersohor, seperti Desa Wedani, Kambingan, dan Jambu.
4. Sarung Tenun Goyor (Magelang)
Sarung Tenun Goyor berasal dari kota Magelang dan konon sudah tersohor hingga ke Timur Tengah. Hal tersebut lantaran hasil kerajinan tradisional ini punya kualitas dan nilai seni yang begitu tinggi.
Beberapa kelebihan sarung tenun goyor antara lain bahannya yang terasa lebih dingin, halus, dan juga motifnya terkesan ekslusif. Sebab sarung ini masih dibuat manual dengan alat tenun bukan mesin. Bahan-bahannya juga dipilih yang berkualitas impor dan untuk selembar kain proses pembuatannya bisa memakan waktu hingga 15 hari.
5. Sarung Tajong (Samarinda)
Sama seperti sarung tenun goyor, sarung Samarinda atau biasa disebut tajong membutuhkan waktu pembuatan mencapai 15 hari. Prosesnya masih menggunakan alat tradisional bernama gedokan dan bahannya khusus memakai sutra yang didatangkan langsung dari Tiongkok.
Sarung Tajong pada umumnya memiliki panjang hingga dua meter dan biasanya disambung dengan jahitan khusus menggunakan tangan. Warna-warna dominan yang digunakan dalam kerajinan tradisional ini antara lain hitam, putih, merah, ungu, biru laut, dan hijau.
6. Sarung Poleng (Bali)
Sarung Poleng merupakan sarung khas Bali yang memiliki motif kotak-kotak. Biasanya terdiri dari warna hitam dan putih, dengan sedikit sentuhan abu-abu. Pemilihan warna tersebut ternyata memiliki makna filosofis, karena melambangkan unsur kebaikan dan kejahatan.
Sarung Poleng sering digunakan dalam berbagai acara adat istiadat di Bali. Penduduk Pulau Dewata juga kerap melilitkannya di benda-benda atau lokasi yang dianggap keramat, seperti pohon besar maupun arca.
Itulah tadi deretan sarung tradisional khas Indonesia yang tak hanya indah namun juga bernilai seni tinggi. Tentunya kita sebagai warga Nusantara wajib untuk mengetahui dan ikut melestarikannya agar tidak sampai punah ditelan zaman. Next