in ,

Sejarah Kuliner Jawa, Baca Agar Makin Cinta dengan Masakan Nusantara

Setalah kamu tahu riwayat dan sejarah makanan ini, mungkin esensi saat makan masakan ini bakal berubah.

sejarah kuliner jawa

Ada banyak kuliner Nusantara yang merata di seluruh sudut Indonesia, termasuk Pulau Jawa. Teman Traveler yang mengaku pecinta kuliner pasti pernah mencicipi sederatan masakan tradisional, seperti sate, nasi goreng, dan banyak lagi. Namun, apakah Teman Traveler juga mengetahui tentang sejarah kuliner Jawa? Yuk, baca ulasannya agar makin cinta dengan warisan Nusantara satu ini.

Baca juga : Pasar Kreneng Denpasar, Surganya Kain Khas Bali

Docang Makanan Wali Songo

Doceng Cirebon via Instagram @aboutcirebonid

Makanan ini sering ditemukan di Cirebon yang merupakan petilasan dari Sunan Gunung Jati. Makanan yang sudah ada sejak abad 15 memiliki komposisi dasar berupa baceman, kacang, dan beras. Beras biasa diolah menjadi lontong saat menyajikan Docang. Mungkin sedikit mengalami sedikit perubahan seiring dengan berjalannya waktu. Doceng di masa sekarang sering terlihat dipadukannya kerupuk.

Besengek Tempe Bengkuk Kuno

Tempe Bengkuk via Instagram @wirahardiyansyah

Sejarah kuliner Jawa selanjutnya datang dari daerah Kulonprogo, Yogyakarta. Tempe Bengkuk kini sangat sulit ditemukan. Tidak seperti biasanya yang terbuat dari kedelai, bahan dasar Tempe Bengkuk ini berasal dari biji bengkuk atau sejenis kacang koro yang berbentuk panjang. Penasaran? Pastikan Teman Traveler mencicipinya saat jelajah wisata Kulonprogo, ya.

Nasi Penggel Riwayat Perjuangan Indonesia 

Nasi Penggel Tegal via Instagram @nurry_yahya

Nasi Penggel mempunyai hubungannya dengan peperangan antara Belanda melawan Indonesia. Makanan ini dulunya memang digunakan untuk mensuplai konsumsi para pejuang Indonesia yang berada di daerah Tegal. Agar saat mengirim makanan mudah dan cara mengkonsumsinya gampang, maka nasi sengaja dikepal kecil-kecil. 

Riwayat kebersamaan Sate

Sate via Instagram @cateringindonesiasehathalal

Kalau kamu merasa tidak enak mengkonsumsi sate sendirian, itu berarti pesan tersirat dari sate bisa kamu rasakan. Karena tidak sedikit orang yang tidak biasa makan sate kalau tidak dibawa pulang kerumah dan dimakan bersama keluarga. Sate sendiri sengaja dipotong kecil-kecil dan ditusuk dalam satu lidi di mana membawa pesan filosofi kebersamaan.

Sate dibuat untuk menghormati binatang yang disembelih, agar semua bagiannya bisa dimakan. Biasanya bagian daging digunakan untuk sate dan bagian jeroan bisa digunakan untuk gulai. Tak ketinggalan tulangnya untuk penyedap gulai tersebut. Boleh nih mencicipi sate klathak saat bertandang ke Jogja.

Itulah beberapah sejarah kuliner Jawa yang mungkin Teman Traveler belum ketahui. Jadi makin cinta masakan Nusantara, bukan? Bagaimana, apakah kuliner favoritmu termasuk?


Next

ramadan
Patung Suro dan Boyo

Wisata Baru di Surabaya, Yuk Berpose dengan Patung Suro dan Boyo Raksasa

Mie Pelangi

Mie Ayam Sehat Satria 19, Warna-warni Bikin Penasaran