Teman Traveler ingin berwisata sekaligus melatih kepekaan? Sepertinya slum tourism bisa jadi alternatif. Secara harfiah berarti wisata kumuh, di mana pelancong berkunjung ke kawasan sangat padat penduduk. Tidak hanya sekedar foto-foto, mengabadikan sisi lain kehidupan kota besar. Namun juga melatih kepekaan sosial dengan mengetahui bagaimana cara hidup mereka, berinteraksi langsung dengan penduduk setempat. Terdapat beberapa area slum tourism di Asia. Mau tahu dimana saja? Yuk simak ulasan berikut.
Baca juga : Festival Lampion Taiwan 2019, Meriahnya 30 Tahun Perayaan Harapan
Smokey Mountain Manila City, Filipina
Smokey Mountain merupakan sebutan untuk area pembuangan sampah di kota Manila. Pelancong yang tertarik dengan slum tourism, harus melewati jalan-jalan sempit yang kanan kirinya terdapat tumpukan sampah tinggi menjulang, tidak jarang berbau kurang sedap.
Wisatawan pun dapat belajar bagaimana warga setempat membangun kehidupan, makan, dan bekerja. Selain tinggal di kawasan pembuangan sampah, para penduduk pun ada yang bekerja dengan mencari-cari apapun yang bisa dimanfaatkan di tumpukan tersebut.
Dharavi Mumbai, India
Dharavi merupakan kawasan yang berada di Mumbai atau lebih dikenal dengan nama Bombay, sebuah kota pusat finansial India. Dharavi dahulu adalah desa nelayan, namun kini berubah menjadi area padat dengan penduduk dan rumah-rumah kecil yang berdempetan satu sama lain. Jalanan dan selokan di Dharavi pun sempit dan dipenuhi sampah. Namun terdapat beberapa pabrik rumahan penghasil produk garmen, plastik, kulit, dan tembikar. Hasil produknya bahkan ada yang sampai dijual ke luar India.
Pelancong yang lakukan slum tourism tidak hanya sekedar berkeliling di Dharavi, mereka pun berkesempatan untuk tinggal di area ini. Terdapat warga yang menyewakan rumah satu ruangan, berisi kasur, televisi, dan pendingin ruangan.
Orangi Town Karachi, Pakistan
Orangi Town di Karachi, Pakistan ini menjadi salah satu kawasan sangat padat penduduk dunia. Kota ini ditinggali oleh sekitar 2,4 juta penduduk di rumah-rumah kecil. Orangi Town menjadi penuh sesak setelah banyak yang berpindah pada tahun 1970an dari Pakistan Timur akibat perang kemerdekaan.
Pelancong yang lakukan slum tourism akan menyaksikan kehidupan sehari-hari warga Orangi Town. Terlihat transaksi di pasar yang tidak jauh dari permukiman, ada juga anak-anak yang bermain di jalan. Tidak ada pula tampak pepohonan di area ini. Uniknya, warga di sini membangun saluran pembuangan kotoran sendiri. Sebab permintaan masyarakat untuk pembangunan saluran kepada pemerintah tidak segera direalisasi.
Jakarta, Indonesia
Tidak hanya di luar Indonesia, bahkan negeri ini pun merupakan destinasi slum tourism terutama bagi pelancong asing. Jakarta Hidden Tour merupakan tur yang menawarkan wisata tidak biasa ini, sejak tahun 2008 lalu. Wisatawan akan dibawa ke sejumlah perkampungan padat penduduk seperti pinggir rel kereta api, permukiman di bantaran sungai, dan lainnya.
Tujuan wisata ini agar para wisatawan dapat melatih kepekaan. Dengan mengetahui kehidupan di sisi lain ibu kota. Bahkan biaya slum tour di Jakarta ini sebagian diberikan kepada warga di area padat penduduk yang dikunjungi. Sering juga pengunjung asing memberikan bantuan secara langsung kepada warganya.
Slum tourism memang wisata yang masih asing di telinga. Terdapat pihak-pihak yang mendukung ada pula yang menolak. Namun sampai sekarang kegiatan ini memiliki penggemar tersendiri. Teman Traveler pernah merasakan slum tourism? Next