Sebagai negara kepulauan terbesar dunia, Indonesia dianugerahi budaya dan adat istiadat yang begitu beragam. Dari Sabang sampai Merauke, hidup ribuan suku dengan kebiasaan unik masing-masing. Namun salah satu yang paling unik mungkin adalah Suku Bajau atau dikenal juga dengan nama Bajo.
Baca juga : Celosia Happy & Fun, Tempat Piknik Asik Bersama Keluarga di Semarang
Suku Bajau kabarnya banyak ditemukan di perairan Sulawesi. Namun beberapa sumber menyebutkan bahwa mereka sebenarnya termasuk suku nomaden atau senang berpindah tempat tinggal. Belakangan suku yang sering dijuluki ‘gipsi laut’ ini menjadi sorotan media Internasional karena perubahan fisik luar biasa.
Suku Pengembara lautan Asia
Sejumlah sumber menyebutkan bahwa mengembara lautan sudah menjadi tradisi Suku Bajau. Sejak 1.000 tahun lalu, mereka sudah mengarungi sebagian besar lautan Asia Selatan. Untuk bertahan hidup, orang Bajau menyelam di perairan bebas sembari berbekal tombak sederhana.
Seiring berjalannya waktu, pengembaraan Suku Bajau membawa mereka ke perairan Indonesia. Banyak yang kemudian mendirikan perkampungan laut di sekitar pulau-pulau di Tanah Air. Beberapa di antaranya terdapat di Sulawesi. Namun sejumlah sumber menyebutkan suku ini juga bisa ditemui di kawasan Malaysia dan Filipina.
Fisik Luar Biasa Jadi Sorotan Dunia
Keberadaan Suku Bajau sudah lama diketahui oleh masyarakat dunia. Mereka dikenal dengan kemampuan menyelam tangguh. Meski hanya menggunakan kacamata pelindung dari kayu, orang Bajo sanggup turun hingga 60 meter di bawah permukaan laut. Bahkan mereka juga bisa menahan nafas rata-rata selama 12 menit.
Kemampuan yang tergolong mustahil untuk manusia biasa tersebut lantas menarik minat para peneliti Barat. Mereka penasaran soal rahasia tangguhnya kemampuan fisik Suku Bajau.
Pada 19 April 2018, pertanyaan tersebut akhirnya terjawab. Journal Cell, yang disusun sejumlah peneliti dan dipublikasikan New York Times, mengungkap bahwa orang-orang Bajo mengalami perubahan fisik yang membuktikan terjadinya evolusi manusia.
Melissa Ilardo, salah seorang peneliti yang mengobservasi langsung Suku Bajau di Sulawesi, mendapati fakta bahwa penduduk asli setempat memiliki limpa berukuran 50 persen lebih besar dari rata-rata orang. Hal serupa juga ditemukan pada orang Bajo yang tidak berprofesi sebagai penyelam.
Menurutnya, hal ini mungkin terjadi karena gen keturunan mereka. Tak heran jika orang Bajo punya kemampuan menyelam luar biasa, bagaikan ikan yang berkelok-kelok bebas di lautan.
Suku Bajau di Indonesia
Suku Bajau sejatinya adalah suku nomaden atau pengembara. Namun seiring berjalannya waktu, tak sedikit di antara mereka yang memutuskan tinggal dan menetap di satu titik. Salah satu tempat di Indonesia yang jadi tempat bernaung orang Bajo adalah kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean di Sulawesi Tengah.
Di dalam wilayah tersebut terdapat Pulau Papan, pulau yang paling banyak ditempati orang Bajo. Jika berkunjung ke sana, tak perlu kaget jika melihat sejumlah pemukiman unik dibangun di atas air.
Sampan menjadi bagian penting dari kehidupan Suku Bajau. Selain digunakan sebagai alat transportasi, perahu kecil tersebut juga berguna membawa mereka ke titik penangkapan ikan. Hasil perburuan nantinya akan dijual untuk mendapatkan barang kebutuhan sehari-hari.
Meski terkesan sebagai suku primitif, nyatanya ada juga orang Bajo yang sudah mengenal kehidupan modern. Bahkan ada pula yang bekerja sebagai guru atau pegawai.
Itulah tadi sekilas mengenai fakta menarik dan sejarah asal-usul Suku Bajau. Tentunya adalah sesuatu yang membanggakan jika suku atau kebudayaan Indonesia mendapatkan sorotan dari masyarakat dunia. Next