Tanggal 28 Oktober merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia karena Sumpah Pemuda lahir. Sebagai warga Indonesia harusnya bangga dan mengenang jasa para pahlawan terdahulu yang berhasil merebut kemerdekaan Tanah Air. Berikut Travelingyuk akan mengajak Teman Traveler untuk berwisata sambil napak tilas Sumpah Pemuda perjuangan anak muda pada zaman dahulu. Sudah siap liburan sambil bellajar sejarah?
Baca juga : Mampir di Lor Sawah, Tempat Ngopi Bernuansa Tradisional Jawa
Museum Sumpah Pemuda
Berada di Jl. Kramat Raya, No. 106, Jakarta Pusat, Museum Sumpah Pemuda menjadi tempat yang wajib pertama kali untuk dikunjungi. Di dalamnya terdapat macam-macam koleksi para pemuda zaman dulu dalam memperjuangkan bangsa. Teman Traveler dapat menemukan berbagai informasi, patung, diorama, dan lain-lain.
Gedung bersejarah ini dulunya pernah dijadikan sebagai tempat diselenggarakannya Sumpah Pemuda kedua. Sarana belajar ini didirikan khusus bagi anak muda agar memiliki semangat yang sama dalam memajukan Indonesia di bidang apapun. Setiap pengunjung yang datang, akan ditarik biaya sebesar Rp2.000 saja per orangnya.
Fakultas Kedokteran UI
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tidak terlepas dari sejarah pendidikan dokter di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Pada tahun 1989, gedung ini pernah dinamai sebagai STOVIA (School tot Opleding Voor Indische Artsen). Di tempat inilah para pelajar dari berbagai daerah di Indonesia menuntut ilmu. Salah satu tokoh pergerakan yang juga berasal dari tempat ini adalah Budi Utomo. Berawal dari kekhawatiran Belanda akan kurangnya tenaga medis, akhirnya dibuka tempat belajar kesehatan untuk orang pribumi dan dinamai dengan Sekolah Dokter Djawa pada saat itu.
Museum M. H Thamrin
Selanjutnya ada Museum M. H Thamrin yang berlokasi di Jl. Kenari 2 No. 15 Senen, Jakarta Pusat. Dulunya, museum ini merupakan kediaman MH Thmarin sendiri yang dibeli dari pemerintahan kolonial Belanda pada saat itu. MH Thamrin merupakan sosok yang aktif dalam pergerakan nasional. Rumahnya juga pernah dijadikan sebagai tempat pergerakan dan sekretariat perhimpunan politik kebangsaan Indonesia.
Pengunjung akan menemukan patung MH Thamrin yang sedang melangkah, diorama, foto-foto perjuangan pada zaman dulu, serta radio yang beliau sempat gunakan untuk mendapatkan informasi dari luar negeri. Buka setiap hari, mulai jam 09.00 hingga pukul 16.00, pengunjung hanya dikenakan biaya masuk sebesar Rp2.000 saja.
Yayasan Pendidikan Santa Ursula
Mulanya tempat ini bernama Gedung Katholieke Jongelingen Bond (KJB). Berada di kawasan Lapangan Banteng Jakarta Pusat, saat ini telah ditempati yayasan pendidikan Santa Ursula. Terletak di dalam gedung sekolah, KJB pernah dijadikan tempat diselenggarakannya rapat pertama pada tanggal 27 Oktober 1928 yang dipimpin oleh Soegondo. Menjadi bagian tapak tilas Sumpah Pemuda, bangunan masih terjaga hingga kini dan menjadi cagar budaya yang dilindungi pemerintah. Teman Traveler bisa berkunjung sekaligus mengenang jasa para pahlawan terdahulu.
Itulah sekian tapak tilas Sumpah Pemuda pada zaman dulu. Seru juga ya jalan-jalan sambil belajar tentang sejarah Bangsa. Bagaimana, jadi makin cinta Tanah Air kan? Next