Bagi pertumbuhan Ibukota, Jakarta Utara memiliki bagian yang penting. Karena dari sinilah semua dimulai sebelum Jakarta menjadi sebesar ini. Pemandangan kapal kayu yang datang dan pergi di Pelabuhan Sunda Kelapa, menyimpan cerita panjang. Pelabuhan ini memiliki peran penting dalam perjalanan tumbuh kembang ibukota.
Baca juga : Nikmatnya Bersantap di Warung Lombok Sederhana, Nikmat dan Murah Meriah
Ada Sejak Abad Ke-5
Pelabuhan ini berdiri semenjak abad ke-5 dan berada di bawah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara. Perkembangan Pelabuhan Sunda Kelapa mulai memegang peranan penting saat beraada di kekuasaan Kerajaan Sunda pada abad ke-12. Tahun 1974, SK Gubernur DKI Jakarta menetapkan nama Sunda Kelapa sebagai nama resmi pelabuhan ini.
Dua Kali Berubah Nama
Saat berada di kekuasaan Kerajaan Sunda, pelabuhan ini juga mendapakan campur tangan Portugis. Tahun 22 Juni 1527, di bawah kepemimpinan Fatahilah, Kesultanan Demak-Cirebon mengambil alih dan mengganti namanya menjadi Jayakarta. Tanggal tersebut yang kemudian diperingati sebaagai hari lahir Jakarta. Tahun 1610, Belanda membuat perjanjian dengan Pangeran Jayawikarta untuk membuat gudang di muara Ciliwung. Semenjak itu Jayakarta berubah nama menjadi Batavia
Dibesarkan oleh Belanda
Selama berada di bawah kekuasaan Belanda, pelabuhan legendaris ini mengalami berbagai macam renovasi. Salah satunya kanal yang berukuran 810 meter, dibesarkan lagi hingga mencapai 1.825 meter. Namun sayangnya terjadi pendangkalan air di abad ke-19 yang menyebabkan pelabuhan ini sepi. Padahal momen tersebut dapat menjadi kesempatan terbesar bagi Sunda Kelapa karena baru dibukanya jalur dagang Terusan Suez.
Lokasi Transit Pedagang Internasional
Sunda Kelapa tak hanya menjadi tempat transit para pedagang lokal. Para saudagar Arab, Tiongkok, India, Inggris, dan Portugis juga melakukan transaksi dagangnya di tempat ini. Bahkan pada era itu, portugis dapat membangun relasi dengan Kerajaan Sunda dan membangun kantor dagang tak jauh dari pelabuhan.
Meskipun saat ini Sunda Kelapa tak secemerlang dulu, pelabuhan ini masih terlihat memiliki aktivitas hingga sekarang. Beberapa kapal dengan rute antar pulau di Indonesia masih terlihat berlabuh di sini. Pernah mengunjungi pelabuhan ini? Bagaimana menurutmu? Next