Umumnya, tarian berisi kisah yang sarat akan nilai moral dan diperagakan secara serius. Namun, Gandrang Bulo justru menceritakan tentang banyolan dan ejekan dengan selipan kritikan pedas. Nah, Travelingyuk ingin memberikan informasi tentang pertunjukan kesenian rakyat dari Makassar ini. Disimak ya!
Baca juga : Rekomendasi Museum Edukasi di Indonesia untuk Mas Menteri, Napak Tilas Pendidikan Nusantara
Keceriaan yang Terlihat dalam Tarian
Kata Gandrang Bulo berasal dari bahasa Makassar yang berarti tabuhan bambu. Tarian ini diperagakan dengan semangat seiring bunyi gendang yang menggebu-gebu. Dalam pertunjukan, penari akan menyentakkan teriakan sebagai simbol semangat dengan ekspresi gembira.
Pembangkit Semangat Para Pejuang Di Masa Penjajahan
Awalnya kesenian ini hanya sekedar tarian dengan iringan tabuhan gendang. Pada masa penjajahan, tari ini disulap sebagai pembangkit semangat dan ejekan terhadap penjajah. Seniman pada masa lampau menggunakan Gandrang Bulo untuk menunjukkan perlawanan dari atas panggung. Hentakan teriakan merupakan gambaran keberanian orang Makassar.
Penuh dengan Gelak Tawa Penonton
Kesenian ini berkisah tentang rakyat biasa dengan karakter seperti orang lugu berhadapan dengan penguasa yang angkuh. Selipan kritik keras dikemas dalam bentuk banyolan sehingga tak jarang mengundang tawa dari penonton. Lagu-lagu sindiran didendangkan serta gerakan jenaka membuat tarian ini semakin lucu dalam setiap adegannya.
Ikon Budaya Kota Makassar
Tarian ini dulunya dimainkan oleh orang dewasa dan kini sering diperagakan oleh anak-anak juga. Kesenian ini sering dipergunakan untuk menyambut sekaligus hiburan bagi tamu penting negara. Selain itu, tari Gandrang Bulo juga sering dipentaskan sebagai pembuka acara berskala nasional di Makassar.
Menonton pertunjukan tari Gandrang Bulo bisa menjadi salah satu hiburan yang menarik dalam liburan kamu di sini. Pesan moral dan kritikan dalam tarian bisa menjadi pelajaran untuk menjadi lebih baik. Tertarik untuk mempelajarinya? Langsung berkunjung ke Makassar, ya! Next