Membahas rekam jejak sejarah Makassar memang tidak akan ada habisnya. Salah satu kota yang terkenal akan kerajaannya ini memiliki banyak ragam budaya yang wajib untuk dilestarikan. Salah satunya adalah Tari Pakarena.
Baca juga : Liburan ke Sidoarjo? Yuk Incip Ote-ote Porong yang Terkenal Banget
Asal Usul Pencipta Tari yang Masih Jadi Misteri
Pakarena sempat menjadi tarian resmi istana kerajaan pada masa kepemimpinan raja Gowa ke-16. Kurangnya kejelasan mengenai asal usul pencipta tarian ini membuat banyak mitos bermunculan. Konon, kehadiran tari ini seringkali dikaitkan dengan mitologi To Manurung (orang dari langit) yang banyak beredar di masyarakat.
Berawal dari Tarian Istana, Sere Jaga
Tari Pakarena awalnya bermula dari tarian bernama Sere Jaga yang berfungsi sebagai bagian upacara ritual sebelum dan seusai menanam padi. Dulunya peserta tari ini merupakan putri-putri bangsawan dan hanya dipertunjukkan di dalam istana. Kesenian ini menggunakan seikat padi yang seiring perkembangan zaman kemudian digantikan oleh kipas.
Memperlihatkan Kelembutan Perempuan Gowa
Peserta tarian ini didominasi oleh perempuan belia yang beranggotakan 3-6 orang. Ritme lamban dan pandangan mata yang selalu menunduk menunjukkan kelembutan perempuan Gowa. Sementara itu, musisi yang mengiringi tarian kebanyakan adalah laki-laki.
Pertunjukan Seni dari Pagi sampai Malam
Jika menilik kepada tradisi aslinya, Tari Pakarena bisa berlangsung semalam suntuk. Tarian ini terdiri dari tiga bagian di mana babak pertama dimulai pukul 20.00 hingga fase terakhir yang dilaksanakan sebelum munculnya matahari. Oleh karena itu, dibutuhkan penari serta musisi cadangan agar pertunjukan bisa terlaksana dengan baik.
11 Bagian Tari yang Beragam
Tarian ini terdiri atas beberapa babak yang membuat pertunjukan bisa diselenggarakan semalaman. Dimulai dari Samboritta (berteman) sebagai awal hingga Jangang Leak-leak (ayam berkokok). Selain itu masih ada 11 bagian lain sebagai pelengkap rangkaian tari yang tidak boleh dilewatkan.
Menyaksikan pertunjukan tarian daerah merupakan kegiatan yang bisa membantu pelestarian budaya. Siapkan kopi ya agar kamu tidak melewatkan rangkaian sedikitpun. Selamat begadang! Next