in , ,

Seblang Bakungan, Tarian Mistis di Banyuwangi Berusia 378 Tahun

Kostum pengiring penari seblang [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Kostum pengiring penari seblang [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]

Banyuwangi dikenal karena pesona kawah ijen dan sederet pantai eksotis. Tapi jangan salah, kota dengan slogan Sunrise of Java ini juga masih menjaga berbagai macam potensi budayanya. Terbukti, 72 festival budaya dilangsungkan setiap tahunnya. Beruntung tim Travelingyuk dapat datang langsung dan menyaksikan salah satunya, yaitu Tari Seblang Bakungan.

Baca juga : Makanan Sampai Barang, Ini Oleh-oleh Khas Bengkulu yang Bisa Diburu

Tarian yang Berumur 378 Tahun

Wadah berisi arang dan tempat dupa [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Wadah berisi arang dan tempat dupa [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Konon tahun 1639 silam di desa yang kini bernama Bakungan terdapat hamparan bunga bakung dan pohon nagasari. Karena akan dibangun pemukiman, bunga dan pohon tersebut harus dimusnahkan. Namun, usaha tersebut gagal karena pohon tidak bisa ditebang. Kemudian datanglah satu tokoh untuk bersemedi dan membuat kesepakatan dengan sembilan danyang (roh halus) penghuni pohon tersebut. Mereka setuju dipindahkan asalkan setiap tahunnya digelar upacara untuk mereka.

Salah satu anak-anak pengiring arak-arakan [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Salah satu anak-anak pengiring arak-arakan [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]

Menari Dengan Mata Terpejam Sepanjang 13 Lagu

Sepanjang pentas, penari dalam keadaan kesurupan [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Sepanjang pentas, penari dalam keadaan kerasukan [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Upacara tersebut kini lebih dikenal dengan nama Festival Tari Seblang Bakungan. Uniknya, tarian ini dilakukan dalam kondisi mata terpejam dan kerasukan. Prosesi dari sore hingga malam ini kental dengan bau dupa dan 13 lagu adat osing seperti seblang-seblang, podo nonton, dodol kembang, nglamat nglimir, nandur kiling, dan nyurung dayung. Nikmati juga aksi komedi dari pengiring penari seblang.

Menari dengan mata terpejam [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Menari dengan mata terpejam [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]

Penari Seblang Tidak Bisa Sembarang Orang

Supani, penari Seblang Bakungan sejak 2014-sekarang [Hangga Prayudi/Traveling.com]
Supani, penari Seblang Bakungan sejak 2014-sekarang [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Penari seblang memiliki beberapa persyaratan yaitu memiliki garis keturunan dari penari seblang sebelumnya dan telah masuk dalam fase menopause. Tahun ini Supani dipercaya kembali untuk meneruskan jejak pendahulunya sejak tahun 2014. Pergantian penari seblang bakungan akan dilakukan apabila secara fisik penari telah tidak lagi mampu melakukan tarian atau meninggal dunia.

Penari harus memiliki garis keturunan dari pendahulunya [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Penari harus memiliki garis keturunan dari pendahulunya [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]

Prosesi Panjang Sebelum Ritual Kerasukan

Penari seblang bersama dalam perjalanan arak-arakan [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Penari seblang (tengah) dalam perjalanan arak-arakan [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Sebelum menjalani ritual persiapan, penari beserta pawang diarak keliling desa menggunakan becak. Beberapa kelompok tari juga pelaku seni adat osing dari segala usia ikut mengiringi. Arak-arakan ini juga mendatangi beberapa tempat sakral, seperti makam pendahulunya dan mata air Sumber Penawar yang dipercaya oleh masyarakat sekitar memiliki khasiat.

Kostum pengiring penari seblang [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Kostum pengiring penari seblang [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]

Cara Unik Masyarakat Bersyukur Menyambut Ritual

Ketika pawai obor berlangsung, seluruh lampu desa padam [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Ketika pawai obor berlangsung, seluruh lampu desa padam [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Seluruh desa memadamkan lampu dan pawai obor dilakukan oleh anak-anak. Setelahnya, warga berkumpul di depan rumah masing-masing dan menyantap sajian pecel pitik sebagai tanda syukur. Ini adalah ritual pamungkas sebelum acara inti dilaksanakan.

Peserta pawai obor adalah anak-anak desa Bakungan [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Peserta pawai obor adalah anak-anak desa Bakungan [Hangga Prayudi/Travelingyuk.com]
Upaya Banyuwangi untuk menjaga kelestarian budaya dan tradisi memang sangat luar bisa. Terbukti banyak sekali festival yang dilaksanakan dalam satu tahun. Yang terdekat adalah Festival Tari Gandrung Sewu pada tanggal 8 Oktober dan Banyuwangi Etno Carnival pada 11 November mendatang. Next

ramadan
Fashion musim gugur Korea

Gaya Mantel Musim Gugur ala Drama Korea

Mie Kocok enak di Bogor

Pilihan Mie Kocok di Bogor, Hangat Pas Untuk Malam Mingguan