Tarian merupakan salah satu seni pertunjukkan yang diselaraskan dengan alunan musik. Tarian tradisional biasanya ditemukan di hari-hari peringatan besar, untuk menyambut tamu. Bisa juga sebagai bentuk ritual dari keagamaan. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kebudayaan yang melimpah, banyak juga ditemukan seni tradisional dan kali ini Travelingyuk akan membahas lebih dalam tentang tarian yang berasal dari Sumatera Utara, yaitu Tari Tor-Tor.
Baca juga : Villa di Nusa Ceningan, Bersantai Ala Jutawan Tak Pakai Mahal
Telah Ada Sejak Ratusan Tahun Lalu
Tari Tor-Tor ini telah ada sejak ratusan tahun silam dan merupakan tarian yang berasal dari Batak Toba, Sumatera Utara. Para seniman meyakini bahwa nama Tor diambil dari hentakkan kaki para penari yang bersuara “tor’ di lantai. Seperti yang telah dketahui bahwa rumah adat masyarakat Batak menggunakan material kayu sebagai lantainya. Pada awalnya, tarian ini menjadi sebuah ritual acara seperti upacara kematian, kesembuhan, dan lain-lain. Kemudian tari Tor-Tor ini juga mendapatkan pengaruh pada kebudayaan Hindu-Budha. Hal itu terlihat dari makna dalam setiap gerakan tarian.
Tarian yang Penuh Makna
Tari Tor-Tor bukan hanyalah sekedar tarian, namun tarian ini memiliki arti dan juga ciri khas. Tarian ini selalu disajikan bersama musik gondang dan tidak bisa dipisahkan. Secara fisik, tari Tor-Tor hanyalah sekedar tarian, namun pada kenyataannya setiap gerakan merupakan sebuah media komunikasi yang ditujukan untuk menghasilkan interaksi dengan partisipan acara. Selai gerakannya yang mengandung makna, tari tor-tor juga terdapat prosesi Tua ni Gondang. Prosesi tersebut merupakan salah satu proses penyampaian permintaan khusus dari tuan rumah kepada penabuh gondang dengan kata-kata yang sopan dan santun.
Penggunaan Ulos
Ada hal unik lain yang ada di dalam Tor-Tor, yatiu berkaitan dengan pakaian yang digunakan si penari. Setiap penari harus menggunakan ulos yang merupakan salah satu kain khas yang berasal dari suku Batak. Kata Ulos berasal dari bahasa Batak yang berarti kain. Ulos sendiri didominasi oleh warna merah, hitam, dan juga putih, lalu dihiasi dengan beragam tenunan dari benang emas dan juga perak. Kain Ulos sendiri banyak dijadikan sebagai buah tangan bagi para wisatawan karena motifnya sangat indah.
Pantangan yang Harus Ditaati Penari
Hal terakhir yang menjadi keunikan adalah pantangan yang harus diperhatkan saat menari. Salah satunya adaah tangan penari tidak melewati tinggi bahu ke atas. Jika hal tersebut dilakukan, dalam kepercayaan suka Batak si penari siap untuk menantang siapapun dalam berbagai bidang seperti perdukunan, pencak silat, tenaga batin, dan lain-lain.
Nah, jadi itu lah deretan keunikan dan ciri khas yang ada pada Tari Tor-Tor dari suku Batak. Semoga informasi di atas dapat membantu Teman Traveler akan budaya yang ada di Indonesia, ya! Bagaimana, makin cinta dengan Tanah Air, bukan? Next