in , , ,

Kulineran ala Vegan di Tomboan Malang, Dilarang Tanya Harga?

Tomboan
Tomboan

Suka tempat makan dengan nuansa alam dan tradisional? Teman Traveler yang sedang di Malang bisa kulineran ke Tomboan. Letaknya masih satu lokasi dengan Petirtaan Ngawonggo, sebuah situs peninggalan Kerajaan Medhang Kamulan.

Baca juga : 12 Tahun ‘Simpan’ Pacar, Ini 4 Destinasi Urban ala Isyana Sarasvati Sebelum Lamaran

Di sini, Teman Traveler bisa mendapat pengalaman dijamu oleh warga lokal, bukan hanya melalui hidangan tetapi juga keramah-tamahannya.

Waktu terbaik untuk mengunjungi Tomboan adalah pagi hari atau sebelum makan siang supaya tidak kehabisan. Jam buka Tomboan sendiri pada pukul 07.00 – 15.30.

Cara Menuju Tomboan

Suasana Tomboan
Suasana Tomboan (c) Retno Budi/TravelingYuk

Ada yang perlu Teman Traveler ingat sebelum mengunjungi Tomboan. Sehari sebelumnya, pastikan untuk melakukan reservasi melalui DM akun Instagram @tomboan_ agar diprioritaskan banyak hal seperti dalam mendapat tempat duduk, minuman, hingga makanan.

Tomboan beralamat di Jalan Rabidin RT03 RW04 Dusun Nanasan, Ngawonggo, Kec. Tajinan, Kabupaten Malang. Bisa dengan mudah mengikuti petunjuk melalui Google Maps.

Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 45 menit dari Kota Malang. Aksesnya mudah dan ada lahan untuk parkir. Teman Traveler bisa membawa kendaraan roda dua maupun empat.

Dari tempat parkir, hanya perlu berjalan sedikit melewati jalan setapak dan sampailah di Tomboan. Lokasinya berada dekat sungai, sejuk dan rindang karena dikelilingi pohon bambu.

Menikmati Sajian Jajanan Tradisional

Meracik Wedang
Meracik Wedang (c) Retno Budi/TravelingYuk

Setelah sampai bisa langsung mencari salah satu warga di sana untuk konfirmasi reservasi, ya! Teman Traveler bisa juga langsung memesan minuman tradisioal. Ada beberapa pilihan wedang atau minuman hangat seperti rosella serta tomboan abang dan ijo.

Jika Teman Traveler melihat sebuah gubuk kecil dengan beberapa bakul, di situ ada beberapa jananan tradisional yang bisa dicoba. Jika datang di waktu pagi, masih diperbolehkan untuk ambil sendiri jadi ambil secukupnya, ya!

Sate tahu Tomboan
Sate tahu Tomboan (c) Retno Budi/TravelingYuk

Ada banyak jenis jajanan tradisional yang kebanyakan merupakan olahan singkong seperti utri, jemblem, dan sawut. Jajanan yang menjadi favorit banyak orang tentu saja sate tahunya. Kenyal dan tidak kalah enak dengan sate daging.

Makan Siang Menu Vegan

Hidangan makan siang
Hidangan makan siang (c) Retno Budi/TravelingYuk

Jam makan siang sudah tiba. Teman Traveler bisa langsung antre untuk mengambil sendiri makanan yang sudah disediakan. Ada nasi jagung lengkap dengan lauk-pauk sederhana seperti tahu dan tempe goreng, urap-urap, aneka ungkusan, ada juga sajian berkuah seperti lodeh.

Kalau suka pedas, bisa lengkapi makanan kalian dengan sambal. Dan terakhir sebagai pelengkap khas makanan Indonesia, krupuk! Menikmati makan siang menu tradisional dengan pemandangan hutan bambu dan suara gemericik air sungai terasa semakin sedap.

Oiya, semua menunya bebas protein hewani alias vegan, ya! Tetap nikmat dan tentu sehat. Jadi, jangan mencari daging atau ikan jika ke Tomboan. Ada juga peraturan larangan membawa makanan dan minuman yang mengandung unsur hewani dan dalam kemasan.

Tidak Boleh Tanya Harga. Gimana Bayarnya?

Kotak untuk memasukkan uang
Kotak untuk memasukkan uang (c) Retno Budi/TravelingYuk

Satu lagi peraturan yang unik, yaitu dilarang tanya harga. Salah satu warga lokal di Tomboan mengatakan kalau di sini mereka tidak berjualan, mereka hanya menjamu para tamu yang datang.

Tomboan tidak mematok harga tertentu bagi setiap menu yang disuguhkan. Konsepnya menjadi bayar seikhlasnya, jadi sisihkan jumlah yang pantas sebagai bentuk dukungan kepada warga lokal dalam meneruskan kegiatan jamuan ini. Bisa lansung dimasukkan ke kotak yang ada.

Bagaimana, tertarik untuk merasakan kuliner tradisional di Kabupaten Malang? Jangan lupa reservasi dulu, ya! Next

ramadan
fi tab capsule bandung

Tab Capsule Hotel Bandung, Honeymoon Seperti di Kapal Pesiar

kuliner ekstrim

Vietnam, Surganya Kuliner Ekstrim, Ada Hidangan dari Darah