Emprit adalah nama burung yang dianggap hama oleh para petani karena memakan biji padi. Ternyata hewan mungil tersebut bisa diolah menjadi makanan yang nikmat di Jogja. Memang Kota Gudeg terkenal dengan kuliner ekstrem. Sebut saja olahan kelelawar hingga tupai. Meski begitu, bumbu yang pas memunculkan rasa nikmat. Lalu bagaimana dengan tongseng emprit? Berikut ulasannya.
Baca juga : Gili Balu, Gugusan Pulau Kecil di Sumbawa yang Dilirik Raja Qatar
1. Kulineran Sambil Kumpul Seru di Bantul
Olahan emprit dapat kamu dapatkan di daerah Bantul. Tepatnya di Dusun Glondong, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan. Penjualnya bernama Dani Iswanto, pria yang usianya sudah tidak lagi muda tapi tetap setia menyajikan makanan bercita rasa istimewa. Dani berjualan di warung sederhana, tapi cocok untuk kumpul dan bercengkerama.
2. Bisa Langsung Dilahap
Ukuran burung emprit kecil-kecil. Oleh karena itu kamu tidak perlu repot memisahkan daging dan tulang. Langsung saja dilahap dan nikmati kelezatannya. Sebelum itu, emprit yang telah disembelih dibersihkan bulunya. Kemudian melalui proses kukus hingga pemberian bumbu.
3. Resep Rahasia yang Spesial
Jenis burung atau unggas sebenarnya cukup lumrah untuk dijadikan makanan. Namun jika cara memasaknya tidak tepat, rasanya jadi kurang nikmat. Di warung Dani, emprit biasanya tersaji dalam bentuk tongseng. Digunakan bumbu-bumbu spesial sehingga kuahnya pun juga lezat. Jangan malu nambah, jika seporsi kurang.
4. Menu Kelelawar yang Langsung Bikin Lapar
Kelelawar dikenal juga dengan sebutan codot. Daripada emprit, binatang ini nampak lebih menyeramkan. Namun rasanya tetap enak. Ide mengolah bahan-bahan tersebut muncul karena hobi berburu pemilik warung. Merasa olahannya enak, Dani membuka warung dan pengunjung datang berjibun.
Baik kelelawar maupun emprit dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Selain itu, kuliner di Bantul ini harganya murah. Seporsi saja, dihargai sekitar Rp16.000. Next