Selain kaya akan tempat wisata yang super keren, Bali juga punya banyak tradisi yang unik dan tidak akan bisa ditemukan di tempat lain di Indonesia. Salah satunya adalah tradisi Omed-omedan yaitu semacam festival berciuman massal. Nah lho, langsung pada semangat membaca kan, pasti penasaran festival macam apa ini.
Baca juga : Island Hopping di Belitung, Berburu Keindahan Alam Seperti Laskar Pelangi
Sebelumnya Travelingyuk mau bertanya, pada saat apa Anda merasa bete berada di Bali? Jika jawaban Anda adalah pada saat hari Nyepi maka Anda bukan satu-satunya traveler yang merasakannya. Memang benar terjebak di pulau seribu pura saat Nyepi itu sangat membosankan karena aktivitas dibatasi, Anda tidak boleh ke mana-mana selama 24 jam. Tak heran sehari sebelum Nyepi para wisatawan banyak yang ngibrit ke luar pulau.
Tapi Anda sudah tahu apa belum jika setelah Nyepi ada festival yang keren di Bali? Yang belum tahu Travelingyuk kasih tahu nih, namanya adalah Omed-omedan. Dilansir Travelingyuk dari situs pariwisata Bali, Omed-omedan berasal dari bahasa Bali jika diartikan maka artinya adalah “tarik-tarikan.” Inilah tradisi ciuman massal yang telah ada sejak abad ke-17 dan tetap lestari hingga kini.
Caranya adalah laki-laki dan perempuan yang akan melakukan Omed-omedan akan diangkat dan digotong oleh banyak orang kemudian saling didekatkan agar mereka bisa bertemu dan berciuman. Syarat peserta tradisi ini adalah mereka yang belum menikah. Mereka aka saling berciuman di depan banyak orang sambil disirami air oleh muda-mudi lainnya. Wah kelihatannya asyik nih, Travelingyuk boleh bergabung gak ya? hehe.
Acara Omed-omedan diadakan setahun sekali untuk menyambut tahun baru Saka yaitu tepat sehari setelah Hari Raya Nyepi. Biasanya tradisi ini hanya digelar di Banjar Kaja, Desa Sesetan, Badung, Bali. Traveler harap jangan salah sangka dulu dengan tradisi yang sempat menuai kontroversi di tahun 70-an ini. Sebab tujuan dari tradisi ini adalah untuk saling mengakrabkan muda-mudi sekaligus ajang untuk minta maaf sebelum menyambut tahun Saka. Next